ABC

Ekspor Sapi Australia ke Indonesia Berjalan Normal

Hubungan perdagangan Australia dan Indonesia berjalan normal meskipun muncul spekulasi sebaliknya. Hal ini terlihat dari aktivitas ekspor sapi dari Pelabuhan Darwin, Northern Territory, Kamis (21/11/2013).

Sebelumnya, kalangan eksportir Australia telah menyatakan kekhawatiran mereka atas dampak dari memburuknya hubungan diplomatik kedua negara.

Namun, pengiriman ternak sapi ke Indonesia dari Pelabuhan Darwin hari ini masih berjalan normal sebagaimana biasanya.

Truk-truk gandeng tampak mengangkut ribuan ekor sapi menuju Kapal Ocean Drover, sebagai bagian dari kesepakatan 200 ribu ekor sapi yang akan diimpor Indonesia dari Australia.

Kapal Ocean Drover berkapasitas 18 ribu ekor sapi akan menuju Jakarta hari ini juga.

Menurut David O'Hare, dari perusahaan eksportir Austrex, kebanyakan sapi yang dikirim ini berjenis Brahman berukuran di bawah 350 kg. Ia mengatakan, ada juga sebagian kecil sapi yang dikapalkan dengan ukuran lebih berat.

Kebijakan Indonesia melonggarkan ketentuan impor sapi dengan ukuran berat tertentu, telah menyegarkan kembali industri peternakan di Australia. Selain itu, Indonesia juga menambah kuota impornya, termasuk untuk sapi-sapi berukuran lebih dari 350 kg.

Bagi eksportir seperti Austrex, bisnis berjalan sebagaimana biasa. "Tugas kami hanyalah menaikkan sapi-sapi ini ke kapal. Hubungan kami dengan Indonesia lebih tua dari dua atau tiga tahun. Kami telah berhubungan lebih dari 20an tahun," kata O'Hare.

Selain sapi, daging beku dan gandum juga merupakan komoditas ekspor utama Australia ke Indonesia.

Perusahaan gandum CBH dan eksportir daging beku Sanger Australia menjelaskan kepada ABC bahwa pengiriman komoditas mereka ke Indonesia berjalan normal.

Menurut ekonom Tim Harcourt, dari University of New South Wales, tampaknya perdagangan bahan-bahan makanan antara kedua negara tidak akan terganggu.