ABC

Ekspor Sapi Australia ke China: Asosiasi Ternak Khawatir Dampaknya ke Indonesia

Media lokal di Australia, Jumat (7/11/2014) ramai memberitakan rencana ekspor sejuta ekor sapi ke China setiap tahun. Namun kabar tersebut dikhawatirkan bisa merusak hubungan dagang dengan Indonesia.

Sebelumnya seorang menteri Australia menyatakan negara ini akan mengekspor sejuta ekor sapi setiap tahun ke China, namun perjanjiannya belum ditandatangani.

Namun Ketua Asosiasi Peternak Northern Territory David Warriner membantah berita tersebut. Ia menyebut kabar yang dikutip dari Menteri Pendidikan Australia Christopher Pyne itu sama sekali tidak akurat.

"Spekulasi semacam ini justru bisa merusak hubungan dagang yang telah ada selama ini," kata Warriner kepada ABC, Jumat (7/11/2014) siang, saat dimintai tanggapannya menganai kabar tersebut.

"Angka satu juta ekor sapi itu sama sekali tidak berdasar. Protokolnya memang semakin mendekati kesepakatan, namun saya tidak tahu siapa yang menyebut angka satu juta ekor," tambahnya.

Warriner menegaskan, kabar ini tidak memiliki konteks yang tepat dan berpeluang merusak hubungan dagang dengan Indonesia, mitra dagang terbesar Australia dalam ekspor sapi.

"Hubungan dagang kita dengan Indonesia saat ini sangat bagus, sehingga harus dihargai," katanya.

Australia baru bisa mengekspor satu juta ekor sapi tahun ini, dan mayoritas ekspor tersebut dikirim ke Indonesia. Karena itu, menurut Warriner, untuk memenuhi satu juta ekor sapi lainnya dalam waktu singkat sama sekali tidak memungkinkan.

"Jika sejuta ekor itu dikirim ke China, bagaimana dengan pasar lainnya seperti Indonesia?" katanya.

Warriner menyatakan kabar perdagangan sapi senilai 1 miliar dollar dengan China masih prematur.

"China tidak akan langsung mengimpor sejuta ekor sapi dalam setahun, dua tahun bahkan tiga tahun ke depan. Saya yakin," katanya.

Di sisi lain, kalangan industri peternakan sapi di Australia tidak akan bisa memenuhi jumlah tersebut mulai di tahun pertama.