ABC

Ekspedisi ke Antartika Promosikan Kesetaraan di Dunia Sains

Dua ilmuwan asal Queensland Utara akan mengisi kurangnya musim dingin di Townsville dengan mengunjungi Antartika dalam sebuah perjalanan epik untuk mempelajari perubahan iklim dan memperjuangkan kesetaraan gender dalam dunia sains.

Proyek Homeward Bound melibatkan sekitar 70 ilmuwan perempuan internasional berlayar menuju kamp di Antartika untuk kemampuan menjadi pemimpin.

Ashton Gainsford, mahasiswa PhD Biologi Kelautan dari James Cook University, dan Dr Nicole Webster, seorang ilmuwan peneliti utama di Australian Institute of Marine Science, telah dipilih di antara dokter, fisikawan, astronom dan ahli mikrobiologi, untuk berpartisipasi dalam program ini.

“Kita semua terhubung melalui satu tujuan – untuk meningkatkan profil dari ilmu iklim dan memberdayakan perempuan untuk menjadi pemimpin dan tetap berkecimpung di ilmu pengetahuan,” kata Gainsford.

Mahasiswa PhD Ashton Gainsford
Ashton Gainsford meneliti hibridisasi ikan di terumbu karang untuk mencari tahu apakah penelitian ini dapat menuntun pada penciptaan spesies baru.

Supplied: Ashton Gainsford

Data statistik menunjukan perempuan memiliki tingkat partisipasi yang lebih rendah di seluruh bidang sains, teknologi, teknik dan matematika (STEM).

Laporan tahun 2016 yang dilakukan oleh Kantor Kepala Ilmuwan menemukan wanita berhasil hanya kurang dari seperlima warga Australia yang berhasil mendapat kualifikasi dalam STEM, dan terus mendapat penghasilan yang lebih rendah dari rekan kerja prianya.
“Perempuan mengisi setidaknya setengah dari angkatan kerja,” Gainsford.
“Dan mereka lebih banyak lagi jumlahnya di bidang [tenaga kerja] yang paling dirugikan secara ekonomi dunia, yang akan menjadi orang-orang yang benar-benar terpengaruh oleh perubahan besar ini yang terjadi pada iklim dan dunia.
Suhu di Antartika meningkat cepat

Ekspedisi selama tiga minggu ini akan dimulai dari Ushuaia, Argentina pada bulan Desember, dan mencapai Antartika barat empat hari kemudian – daerah yang dilaporkan mengalami pemanasan lebih cepat dibandingkan banyak tempat lain di planet ini.
Gainsford mengatakan sementara lokasi ini akan memberikan wawasan yang penting terhadap perubahan iklim, kawasan ini juga pemandangan yang kemungkinan akan menangkap perhatian dari masyarakat internasional.
“Ini program kepemimpinan strategis yang akan dijalankan dengan latar belakang Antartika, yang kebetulan menjadi wilayah pemanasan tercepat di dunia,” katanya.
“Jadi ini merupakan misi yang sangat penting untuk dua pesan yang sangat penting yang kita tengah berusaha sampaikan.”

Dr Webster mengabadikan gambar matahari terbenam di Antartika ini pada perjalanan terbarunya ke kawasan bersalju ini.
Dr Webster mengabadikan gambar matahari terbenam di Antartika ini pada perjalanan terbarunya ke kawasan bersalju ini.

Supplied: Nicole Webster

‘Dunia menakjubkan berwarna putih’
Bagi sebagian orang, Antartika adalah negeri asing yang sangat luas yang terdiri dari lansekap putih yang suram dan hewan langka.
Tapi bagi Dr Webster, Antartika adalah pemandangan yang sudah sangat biasa.
Pada awal tahun 2000-an, Dr Webster menghabiskan empat bulan di Kutub Selatan mempelajari mikroorganisme yang hidup di dalam karang dan spons, dan berkontribusi untuk kesehatan atau penyakit karang ‘.
Dr Webster mengatakan ini merupakan pengalaman magis.
“Kami terbang ke Antartika sebagai bagian dari proyek penelitian saya dan Anda pada dasarnya berada di pesawat militer yang tidak memiliki jendela, sehingga ketika pesawat terbuka dan Anda hanya menyaksikan negara menakjubkan berwarna putih,” katanya .
“Antartika sangat dingin dan sesuatu yang sangat sulit bagi saya, yang datang dari Townsville dengan suhu diatas 35 derajat, mendarat di Antartika yang bersuhu sekitar minus 35 derajat, tapi itu sangat indah.”
Tertarik pada lingkungan laut, penelitian Dr Webster memberi timnya kesempatan untuk mengebor lubang sepanjang tiga meter lapisan es serta melakukan penyelaman.
“Di bawah lapisan es, semuanya sangat indah karena Anda memiliki palung es dan karang yang sangat berwarna dan karang yang lunak,” katanya.

Dr Websters melakukan cuba diving di Antartika
Sebagai bagian dari proyek risetnya, Dr Webster mampu melakukan scuba diving di Antartika. Dia mengatakan setiap menyelam dibatasi 30 menit saja karena jika tidak tubuh anda akan sangat kedinginan,

Supplied: Nicole Webster

Menginspirasi ilmuwan perempuan
Dr Webster mengatakan sementara ia secara pribadi merasa sangat didukung oleh perempuan dan laki-laki dalam karirnya, dia tidak merasa terlindungi dari tantangan yang dihadapi perempuan di bidang ilmu pengetahuan.
“Ini sangat sulit ketika Anda seorang wanita setengah baya berkecimpung dalam ilmu pengetahuan dan Anda sering harus berusaha keras,” katanya.
“Saya punya tiga anak kecil, dan memiliki tuntutan bersaing pada waktu saya.
“Saya benar-benar mencoba untuk hanya fokus pada memiliki karir ilmu yang sukses dan membesarkan keluarga yang luar biasa, dan tidak mengambil beberapa peluang lain yang mungkin datang di jalan saya dalam hal kepemimpinan.”
Keinginan mewujudkan kepemimpinan ini merupakan pelajaran yang dikatakan Dr Webster dia berharap bisa belajar dari perjalanan Homeward Bound.
“Saya ingin menggunakan langkah berikut dan melampaui proyek ilmu pengetahuan khusus saya dan benar-benar menemukan jalan dimana saya bisa membuat perubahan yang lebih besar untuk sejumlah orang besar dengan tetap mempertahankan keseimbangan kehidupan kerja,” katanya.

Kawasan Antartika menawarkan satwa-satwa yang menarik baik diatas maupun dibawah lapisan es.
Kawasan Antartika menawarkan satwa-satwa yang menarik baik diatas maupun dibawah lapisan es.

Supplied: Nicole Webster

Gainsford mengatakan perempuan dibidang ilmu pengetahuan berada dalam posisi yang perlu menginspirasi perempuan muda lainnya, mencapai posisi kekuasaan, dan menarik perhatian pada dampak perubahan iklim.
Dan dia berharap proyek Homeward Bound ini akan membantu menggeser lansekap kesetaraan gender dalam ilmu pengetahuan di seluruh dunia.
“Ini bukan benar-benar titik dari sesuatu kondisi dimana yang bisa dilakukan perempuan tidak akan bisa dilakukan oleh laki-laki, tapi lebih pada upaya bahwa wanita tidak benar-benar dilibatkan dalam percakapan pada saat ini,” katanya.

simak artikel ini dalam Bahasa Inggris disini. Diterjemahkan pada pukul 14:28 wib, 31/07/2016 oleh Iffah Nur Arifah.