ABC

Dunia Hari Ini: Warga Asing Mulai Dievakuasi dari Ibu Kota Sudan, Khartoum

Masih dalam suasana Hari Raya Idul Fitri, ABC Indonesia mengucapkan selamat Idul Fitri untuk semua pembaca yang merayakan. Minal Aidin wal Faidzin, mohon maaf lahir dan batin.

Mengawali pekan ini, kami hadirkan berbagai peristiwa dunia pilihan yang berlangsung selama 24 jam terakhir yang kami rangkum dalam Dunia Hari Ini, edisi Senin, 24 April 2023.

Berita yang pertama datang dari Sudan.

Warga asing dievakuasi dari Sudan

Diungsikannya warga asing ibu kota Khartoum ini dipicu oleh peningkatan konflik bersenjata di Sudan sejak delapan hari lalu yang sudah menewaskan sedikitnya 400 orang.

Pihak yang bertikai, yakni militer Sudan dan pasukan paramiliter RSF, saling melontarkan tuduhan atas penyerangan konvoi warga Prancis yang hendak mengungsi, menyebabkan seorang warga Prancis terluka.

Presiden Joe Biden mengatakan Amerika Serikat menghentikan sementara kegiatan diplomatik di Khartoum namun mengatakan tetap akan melayani warga Sudan dan menyerukan adanya gencatan senjata.

Mesir mengatakan seorang anggota misinya mengalami luka tembakan dan Paus Fransiskus menyerukan diakhirinya kekerasan dalam doa misa hari Minggu (23/04) di Vatikan.

Penggalian makam pengikut sekte yang melaparkan diri sampai mati

Polisi di Kenya mengatakan sudah membongkar kuburan 47 orang yang diduga merupakan pengikut sebuah sekte di mana mereka percaya akan masuk surga bila melaparkan diri sampai mati.

Jenazah para pengikut ini ditemukan dalam kuburan di sebuah hutan di dekat kota pantai Malindi, sekitar  566 kilometer dari ibu kota Kenya, Nairobi.

Sebelumnya pada awal April, empat orang meninggal setelah mereka dan sebelas anggota jemaah sekte Good News International Church diselamatkan polisi dari dalam hutan.

Pemimpin sekte tersebut Paul Makenzi telah ditahan dan hutan tempat kejadian ditutup polisi dan dinyatakan sebagai lokasi penyelidikan kriminal.

Pejabat pemilihan umum Myanmar ditembak mati

Seorang pejabat pemilihan umum di Myanmar telah ditembak mati di Yangon ketika berada di dalam mobilnya dalam serangan terbaru oleh kelompok militan yang menentang berkuasanya junta militer.

Sai Kyaw Thu wakil direktur jenderal Komisi Pemilinan Umum yang dibentuk militer ditembak hari Sabtu (22/04) menurut berbagai sumber di negeri tersebut.

Sebuah kelompok perlawanan yang menyebut dirinya "For The Yangon" mengatakan melakukan serangan terhadap Sai Kyaw Thu yang juga seorang mantan letnan kolonel.

Dalam postingan hari Sabtu malam di Facebook kelompok itu menulis "Misi Berhasil Diselesaikan"  dengan tiga foto pembunuhan.

Dua tewas pada kebakaran di restoran pizza di Madrid

Di ibu kota Spanyol, Madrid, dua orang tewas dan 12 lainnya mengalami luka-luka dalam kebakaran saat seorang staf memasak pizza dengan metode flambee, di mana api kemudian membakar dekorasi di dalam restoran tersebut.

Menurut walikota Madrid Jose Luis Martinez Almeida, dua orang yang semula ditangani oleh petugas kesehatan akhirnya meninggal, seorang adalah pekerja restoran dan satu lagi tamu.

Saksi mata mengatakan kepada harian El Pais bahwa staf tersebut menyiram alkohol ke pizza sehingga menimbulkan api, teknik memasak ala Prancis yang dikenal dengan istilah flambee.

Api kemudian dengan cepat menjalar ke berbagai dekorasi di dalam restoran Italia tersebut dan dari 12 orang yang terluka, satu dalam kondisi kritis dan lima lainnya mengalami luka serius.

Pelari Belanda mejuarai Lomba Maraton London

Pelari putri Belanda keturunan Maroko, Sifan Hassan, menjuarai maraton di London hari Minggu (23/04) dalam pertarungan dramatis di mana Sifan sebelumnya mengalami cedera di tengah lomba.

Ini adalah lomba maraton pertama yang diikuti Sifan dan dia masuk finish dengan catatan waktu 2 jam, 18 menit, dan 34 detik, mengalahkan juara Olimpiade Peres Jepchirchir dan juara tahun lalu, Yelamzerf Yehualaw.

Sifan yang berusia 30 tahun ini sempat berhenti ketika lomba berlangsung, namun kemudian mengejar pelari elit lainnya enam kilometer menjelang akhir lomba.

Sifan sempat mengambil air untuk minum di tengah lomba karena mengatakan dia berlatih di bulan puasa sehingga lupa mengambil minum.

Di bagian pria, pelari Kenya Kelvin Kiptum menyelesaikan lomba dengan catatan waktu kedua tercepat di dunia saat ini dengan waktu 2 jam, 1 menit, dan 25 detik.