ABC

Dunia Hari Ini : Satu Sandera Dibebaskan di Papua Nugini, Tiga Akademisi Masih Ditahan

Selamat hari Kamis! Dua hari lagi menuju akhir pekan nih. Bagaimana, masih tetap semangat, kan?

Supaya Anda lebih semangat dan tidak ketinggalan berita, kami sudah merangkum sejumlah informasi pilihan dari berbagai belahan dunia selama 24 jam terakhir dalam Dunia Hari Ini.

Berita pertama hari ini datang dari Papua Nugini.

Akademisi asal Selandia Baru masih ditahan

Perdana Menteri Papua Nugini, James Marape, mengatakan seorang sandera perempuan sudah dibebaskan, dan menyerukan agar semua sandera lain juga bisa segera dibebaskan.

Seorang peneliti yang bekerja di sebuah universitas di Australia tetapi merupakan warga negara Selandia Baru bersama dua rekannya dari Papua Nugini sampai saat ini masih disandera.

ABC mendapat informasi bahwa sandera yang dibebaskan adalah koordinator program penelitian di kawasan terpencil di dataran tinggi di Papua Nugini.

"

"Anda tidak punya tempat untuk bersembunyi. Nama dan wajah anda sudah kami ketahui dan kami sekarang sudah memiliki 13 nama beserta foto-foto Anda," kata PM Marape mengenai kelompok penculik yang disebutnya sebagai kriminal bersenjata itu.

"

Sementara itu seorang warga asing yang juga bekerja di kawasan terpencil di tempat yang sama sekarang sudah dievakuasi.

Warga Selandia Baru tewas dirampok di Filipina

Operasi pencarian besar-besaran sedang dilakukan di Filipina untuk menemukan dua pria bersenjata penunggang sepeda motor yang menembak dan menewaskan seorang pria Selandia Baru di Manila.

Nicholas Stacey yang berusia 34 tahun mengalami tembakan di dada ketika berusaha merampas pistol yang dipegang salah satu perampok tersebut dalam insiden di pusat keuangan Makati di Manila.

Kepala Kepolisian Manila, Mayor Jenderal Jonnel Estomo, mengatakan mereka akan berusaha semaksimal mungkin mencari pelaku karena khawatir insiden itu bisa membuat turis asing takut mengunjungi Filipina.

Ketika peristiwa terjadi, Nick Stacey dan pacarnya asal Filipina, Pamela Gaye Villanoza, baru saja tiba di Manila dari liburan di pulau Palawan dan hendak mencuci pakaian di tengah malam ketika dua orang berkendara motor mendekati mereka.

China temui Rusia menjelang setahun perang Ukraina

Kepala Kebijakan Luar Negeri Partai Komunis China, Wang Yi, yang sebelumnya menjabat sebagai Menteri Luar negeri, mengadakan pertemuan dengan Presiden Rusia Vladimir Putin hari Rabu (22/03) di Moskow, beberapa hari menjelang setahun invasi Rusia ke Ukraina.

Kunjungan ini menurut banyak pengamat membuktikan bahwa China mendukung Rusia terkait konflik di Ukraina.

Wang Yi mengatakan bahwa hubungan China dan Rusia bukanlah ditujukan melawan pihak ketiga, tetapi "juga tidak akan tunduk pada tekanan pihak ketiga", yang merujuk kepada ketegangan hubungan China dan Rusia dengan Amerika Serikat.

Tingkat kesuburan di Korea Selatan terus menurun

Ini terefleksi dari jumlah rata-rata bayi yang diharapkan lahir di Korea Selatan turun ke angka 0,78 pada tahun 2022, dari 0,81 pada tahun sebelumya.

Ini adalah angka terendah di antara 35 negara termaju di dunia yang tergabung dalam Organisasi Kerja sama Ekonomi dan Pembangunan (OECD).

Rerata angka OECD adalah 1,59 dan angka kelahiran Korea Selatan lebih rendah dari Amerika Serikat yakni 1,64 dan Jepang 1,33 pada tahun yang sama.

Di Korea Selatan, angka pernikahan, yang dipandang sebagai syarat untuk memiliki anak, juga menurun di tengah tingginya harga rumah dan biaya pendidikan.

Angka kelahiran terendah di Korea Selatan terjadi di ibu kota Seoul, dengan angka kelahiran rata-rata 0,59.

Maskapai Qantas mencapai keuntungan

Maskapai penerbangan terbesar di Australia itu hari ini mengumumkan keuntungan perusahaannya sebelum pajak yang mencapai lebih dari A$1,4 miliar setelah penerbangan internasional dari dan ke Australia dibuka kembali.

Selama COVID, Qantas mengalami kerugian total sebanyak A$7 miliar.

CEO Qantas, Alan Joyce, mengatakan beberapa faktor yang mendongkrak keuntungan Qantas saat ini adalah pengurangan biaya operasional, harga tiket yang mahal dan tingginya minat beli.

"

"Ketika kami melakukan restrukturisasi di awal COVID, kami ingin memastikan bahwa keadaan akan dengan cepat kembali normal  ketika perjalanan dibuka kembali," katanya dalam sebuah pernyataan. 

"