ABC

Dunia Hari Ini: Kedapatan Membawa Kokain ke Bali, Pemudi Asal Brasil Terancam Hukuman Mati

Selamat hari Kamis! Tidak terasa, kita sudah hampir sampai di akhir pekan, nih.

Semoga kita semua masih sehat dan tetap semangat ya!

Untuk melengkapi kebutuhan asupan informasi Anda, kami telah merangkum sejumlah peristiwa yang terjadi dalam 24 jam terakhir, salah satunya seorang pemudi asal Brasil yang tertangkap tangan membawa narkoba jenis kokain di Bali. 

Dunia Hari Ini juga melaporkan video viral tentang seorang pria yang diduga tentara Rusia memenggal kepala pria yang diduga tentara Ukraina.

Berikut laporan selengkapnya.

Seorang pemudi Brasil terancam hukuman mati di Bali

Warga negara Brasil yang berusia 19 tahun, Manuela Vitoria de Araujo, terancam hukuman mati setelah tertangkap tangan membawa 3,9 kg narkoba jenis kokain di dalam kopernya saat tiba di Bandara Ngurah Rai, Bali.

Kejaksaan Negeri Denpasar menyebutkan Manuela bekerja sama dengan sindikat narkoba ketika dia ditangkap pada malam tahun baru, dan mendakwanya dengan pidana perdagangan narkoba.

Namun, pengacara Manuela, Davi Lira menjelaskan Manuela telah berbicara dengan keluarganya di Belem, Para, Brasil dan mengatakan Manuela diperalat oleh organisasi kriminal di Santa Catarina untuk membawa narkoba dan dia dijanjikan belajar selancar serta tidak mengetahui apa isi kopernya.

Keluarga Manuela mengkhawatirkan kemungkinan hukuman mati atas anak mereka.

Pada 2015, warga Brasil Marco Archer Cardoso Moreira dan Rodrigo Muxfeldt Goularte, dieksekusi mati karena perdagangan narkoba di Indonesia.

Rusia bantah tentaranya penggal tahanan Ukraina

Rusia menyebut video viral tentang pria yang diduga tentara Rusia memenggal kepala tahanan tentara Ukraina sebagai tindakan "mengerikan" tapi meminta keaslian video ini diperiksa terlebih dahulu.

Juru bicara Moskow Dmitry Peskov mengatakan "dalam dunia yang penuh kepalsuan, kita perlu memeriksa kebenaran rekaman itu".

"Ini alasan mengapa kita perlu memeriksa apakah video ini sungguhan atau tidak, apakah benar terjadi, dan jika memang terjadi, di mana dan oleh siapa," ucap Peskov.

Menurut kantor berita Reuters, video itu memperlihatkan korban sebagai pria berseragam hijau dengan mengenakan ban lengan kuning, yang biasanya dikenakan oleh tentara Ukraina. Ia menjerit sebelum seorang pria lain menggunakan pisau memenggalnya.

Pria ketiga tampak mengangkat jaket antipeluru yang diperkirakan sebagai milik pria yang dipenggal kepalanya. Ketiga pria itu berbicara dalam bahasa Rusia.

Menlu Ukraina Dmitro Kuleba menanggapi peristiwa ini dengan mengatakan "tidak masuk akal bila Rusia, yang lebih buruk dari ISIS, memimpin Dewan Keamanan PBB."

Pangeran Harry akan hadiri penobatan Raja Charles tanpa Meghan

Pangeran Harry telah memastikan untuk menghadiri penobatan ayahnya, Raja Charles III, pada 6 Mei. Sementara istrinya Meghan, Duchess of Sussex, akan tinggal di California bersama kedua anaknya.

"Buckingham Palace dengan senang hati mengonfirmasi bahwa Duke of Sussex akan menghadiri Penobatan di Westminster Abbey. Duchess of Sussex akan tetap di California bersama Pangeran Archie dan Putri Lilibet," kata jubir istana Kerajaan Inggris.

Pangeran Harry belum pernah bertemu ayah atau kakaknya Pangeran William sejak pemakaman mendiang Ratu Elizabeth II September lalu. Sejak itu, dia merilis sebuah memoar yang berisi tuduhan serius kepada keluarganya, tentang kegagalan Istana melindungi mereka.

Pada bulan Maret, Pangeran Harry dan Meghan diminta mengosongkan rumah mereka di Inggris, Frogmore Cottage, rumah di dalam lahan perkebunan Windsor Castle milik Raja Charles III.

Harry dan Meghan mengecam langkah ini sebagai pengusiran tempat perlindungan terakhir mereka yang tersisa di Inggris.

Australia dan China turunkan tensi ketegangan hubungan

Australia menegaskan kembali pentingnya menstabilkan hubungan dengan China dalam pertemuan Wakil Menteri Luar Negeri China, Ma Zhaoxu, dan Sekretaris Departemen Luar Negeri Australia, Jan Adams, di Canberra yang membahas berbagai isu seperti perdagangan dan HAM.

Pengamat James Laurenceson dari University of Technology Sydney menilai pertemuan ini menjanjikan karena membahas topik yang beragam dan sering diperdebatkan.

"Ini signifikan karena menghadirkan pejabat China tertinggi yang mengunjungi Australia setelah lebih dari enam tahun," katanya.

Hubungan kedua negara memburuk saat pandemi COVID-19 ketika Australia mendesak agenda penyelidikan asal-usul Virus Corona dan penyebarannya, yang membuat China mengambil langkah-langkah untuk mempersulit perdagangan berbagai komoditas Australia ke negara itu.

Presiden Tunisia tuding imigran penyebab krisis ekonomi

Tunisia, tempat lahirnya gerakan Arab Spring, kini mengalami krisis ekonomi, dan Presiden Kais Saied meluncurkan tindakan keras terhadap lawan-lawan politiknya, menuding imigran, warga kulit hitam, mahasiswa asing, dan pekerja dari sub-Sahara sebagai biang keladinya.

Banyak imigran mengaku diusir dari tempat tinggal mereka, dipecat dari pekerjaan, dan diserang di sekolah. Pantai Gading dan Guinea telah memulangkan warganya di Tunisia, dan jumlah orang yang mencoba menyeberang ke Italia terus meningkat.

PBB mengecam retorika xenofobia dari Presiden Kais Saied, sementara Bank Dunia telah menangguhkan kemitraannya dengan negara itu atas "serangan dan kekerasan rasis."

Presiden Kais duduk di tampuk kekuasaan sebagai buah dari gerakan revolusi yang dikenal dengan Arab Sring yang terjadi pada tahun 2010, memicu aksi-aksi demonstrasi di Timur Tengah dan Afrika Utara.