ABC

Dunia Hari Ini: Empat Peneliti Disandera di Papua Nugini

Selamat hari Senin!

Laporan utama yang terjadi dalam 24 jam terakhir dari sejumlah penjuru dunia telah kami rangkum agar Anda bisa dengan cepat mengikuti perkembangan terkini.

Inilah Dunia Hari Ini, edisi 20 Februari.

Laporan utama kali ini dimulai dari Papua Nugini.

Peneliti disandera di Papua Nugini

Seorang profesor Australia dan tiga orang rekannya diyakini telah disandera di sebuah daerah terpencil di Papua Nugini.

Diketahui keempatnya disandera saat sedang melakukan penelitian lapangan di kawasan Highlands.

Perdana Menteri PNG James Marape mengatakan dirinya yakin jika para sandera dapat dibebaskan.

"

"Pagi ini ada berita positif bahwa mereka masih hidup dan para warga sekitar yang tidak terlibat dalam tindakan kriminal membantu proses negosiasi untuk menyelamatkan mereka," katanya.

"

Pencarian korban badai di Selandia Baru berlanjut

Hari ini (20/02), kabinet Selandia Baru akan mengadakan pertemuan untuk mendiskusikan bantuan yang bisa diberikan kepada pemilik rumah dan bisnis yang hancur karena topan Gabrielle.

Jumlah korban yang tewas akibat badai tersebut sejauh ini sudah mencapai 11 jiwa.

Namun Perdana Menteri Chris Hipkins mengatakan "jumlah korban kemungkinan akan terus bertambah."

Komisaris polisi Selandia Baru Andrew Coster mengatakan sebanyak 28.000 rumah masih belum dialiri listrik, telekomunikasi sangat buruk, langka air bersih. 

Pihaknya mengatakan sudah menghubungi 4.000 dari 6.500 warga yang dianggap "susah dihubungi."

Penyelundup narkoba ditangkap

Seorang perempuan Austria dituduh telah menelan lebih dari ratusan pelet berisi kokain sebelum terbang ke Australia.

Ia merupakan satu di antara tiga orang yang dituduh mengimpor narkoba yang diselundupkan dalam dua bulan terakhir.

Menurut laporan Kepolisian Federal Australia, perempuan berusia 27 tahun tersebut menelan 124 pelet dengan total berat 1 kilogram.

Ia ditangkap di Bandara Internasional Perth ketika petugas perbatasan Australia mengadakan pemeriksaan acak pada 11 Februari lalu.

Korban meninggal Turki lebih dari 45.000 jiwa

Amerika Serikat sudah mengirimkan tim penyelamat dan pencarian ke Turki, obat-obatan, mesin penghancur beton.

Negara tersebut juga mengucurkan bantuan sebesar $85, termasuk untuk korban gempa di Suriah.

Wartawan di lapangan melaporkan jumlah kematian yang terus bertambah dari jumlah 45.000 orang saat ini.

Hampir dua minggu sejak gempa, proses pencarian dan penyelamatan sudah akan selesai, namun Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Anthony Blinken, mengatakan akan terus membantu dalam jangka panjang.