Dua Ulat Tanaman Paling Lapar Kini Berhibrida
Peneliti dari lembaga penelitian Australia CSIRO memastikan dua ulat yang dikenal paling lapar di dunia kini telah berhibrida menjadi mega hama militan yang bisa merugikan industri makanan dan serat miliaran dolar pertahun.
Para peneliti memiliki bukti bahwa ulat tanaman kapas dan ulat tanaman jagung telah berkawin silang menjadi ulat rakus yang sangat tahan terhadap pestisida.
“Ada risiko munculnya ulat baru yang menggabungkan hal terburuk dari kedua spesies ulat,” kata penelitian senior CSIRO Tom Walsh kepada ABC Australia.
Kedua ulat dengan nama Latin Helicoverpa armigera (bollworm) dan Helicoverpa zea (earworm) ini memakan lebih dari 200 jenis tanaman, termasuk kapas, tomat, jagung, kacang kedelai dan buncis.
Kerugian akibat serangan ulat tersebut diperkirakan $ 6 miliar per tahun, baik karena hilangnya panen maupun biaya pengendaliannya.
Peneliti CSIRO turut ambil bagian dalam tim peneliti internasional yang tahun lalu menyelesaikan pemetaan genom dari dua ulat ini selama 8 tahun.
Pada saat itu, koloni ulat bollworm yang sangat tahan terhadap pestisida menyebar dengan cepat di Brazil. Para peneliti menduga ulat ini merupakan perkawinan silang dengan ulat earworm setempat.
Peneliti CSIRO menggunakan hasil pemetaan genom untuk mengkonfirmasi keberadaan ulat hibrida tersebut di Brasil.
“Hibridisasi antara kedua spesies menambah peluang munculnya ekotipe baru yang menyulitkan pertanian serta menyebar ke Amerika dan sekitarnya,” kata Dr Walsh, yang merupakan salah satu penulis laporan penelitian ini.
“Ulat ini kecil dan sangat mengesankan. Mereka bisa memakan berbagai macam tanaman, bertahan dari segala upaya kami untuk mengendalikannya. Itulah penelitian saya: mengapa mereka tidak mati ketika diberantas?” tuturnya.
Dia menambahkan meskipun mega hama tersebut tidak menimbulkan ancaman langsung bagi Australia namun kita tidak bisa lengah.
“Globalisasi dan peningkatan mobilitas antarnegara dan benua membuat pergerakan hama pertanian lebih umum terjadi. Perdagangan global sama dengan hama global,” kata Dr Walsh.
65 persen pertanian AS beresiko
Dr Walsh mengatakan ulat kapas muncul di Brasil sekitar tahun 2012 dan telah menyebar ke sebagian besar Amerika Selatan dan ke Karibia, termasuk wilayah AS di Puerto Rico.
Dia menambahkan sudah tiga kali terdeteksi di Florida.
Penulis utama laporan penelitian Dr Craig Anderson dari Universitas Edinburgh mengatakan penelitian CSIRO ini “berimplikasi luas bagi komunitas pertanian di seluruh Amerika”.
Selain dampak yang sudah dirasakan di Amerika Selatan, kata Dr Anderson, diperkirakan 65 persen hasil pertanian AS kini berisiko terkena dampaknya jika ulat tersebut kian menyebar.
Bollworm adalah jenis ulat yang sangat agresif dan bahkan memakan sesamanya sendiri.
“Kami harus memisahkan ulat-ulat itu di laboratorium, karena kalau tidak kami akan mendapati hanya satu ulat besar,” ujar Dr Walsh.
Dia mengatakan penelitian ini penting agar komunitas pertanian global untuk tetap selangkah lebih maju dalam memerangi hama tanaman.
Dr Anderson menambahkan, dengan memahami aliran gen antara dua spesies ulat tersebut, sekarang dimungkinkan penggunaan perangkat genetika untuk mengontrol penyebarannya.
Hasil penelitian ini diterbitkan pekan ini dalam jurnal Prosiding of the National Academy of Sciences of the USA.
Simak beritanya dalam Bahasa Inggris di ABC Australia.