ABC

Dua pertiga warga Korea Utara pengguna psikotropika

Korea Utara dilanda epidemi penggunaan methamphetamine. Kesimpulan ini didapat dari studi terbaru yang didasarkan dari hasil wawancara dengan warga Korea Utara yang membelot ke Selatan.

Sejumlah warga Korea Utara yang membelot ke Korea Selatan itu mengklaim dua pertiga warga di negaranya menggunakan methamphetamine, atau ‘kristal/es’, sejak obat yang tergolong obat-obatan psikotropika itu marak tersedia dinegaranya.

Professor Kim Seok-Hyang, penulis studi ini mengatakan kepada Radio Australia obat bius itu sangat mudah didapat bahkan bisa dipesan seperti layaknya orang memesan kopi di kedai kopi.

"Obat itu sangat mahal, tapi tetap saja sangat mudah didapat  di restoran-restoran,” katanya.

Professor Kim mengatakan methampethamine tersebar luas di Korea Utara setelah pemerintah China melarang impor obat-obatan sejenis itu ke negaranya.

"Sejak t ahun 2003, 2004, 2005, pemerintah China mulai membatasi ketat methamphetamine dari Korea Utara," Kim menjelaskan.

"Para pembuat obat-obatan tersebut tidak tahu harus menjual kemana methamphetamine racikannya, kemudian mereka mulai mengedarkannya di dalam negeri. Sejak itulah banyak warga yang mulai menggunakan methamphetamine."

Menurut Professor Kim methamphetamine juga digunakan secara luas oleh penegak hukum di Korea Utara.

"Sejak Kim Jong-un memimpin Korea Utara, otoritas sempat melarang peredaran methamphetamines. Tapi masalahnya polisi dan pejabat tinggi di negara tersebut, justru malah menjadi pemakai obat-obatan psikotropika tersebut,” ungkapnya.

Professor Kim mengatakan awalnya warga Korea Utara mulai menggunakan methamphetamine untuk alasan pengobatan tapi kemudian menjadi ketergantungan.

"Rumah sakit memang sudah menghentikan penggunaan methamphetamine sejak lama,  tapi karena mereka sudah ketergantungan dengan obat-obatan tersebut maka mereka sulit untuk menghentikan kebiasaannya mengkonsumsi obat-obatan itu.”

Menurut Professor Kim,  ketergantungan methamphetamine di Korea Utara sangat sulit ditanggulangi terlepas dari  harganya yang mahal.

"Warga yang mengkonsumsi methamphetamine bukan berarti mereka punya banyak uang. Sebaliknya  justru mereka menghabiskan sebagian besar uangnya untuk membeli obat-obatan psikotropika tersebut.” tuturnya prihatin.