ABC

Dua Mantan Dosen Universitas Queensland Terjerat Kasus Penelitian Palsu

Seorang mantan Profesor di Universitas Queensland (UQ) telah didakwa dengan 16 pelanggaran terkait penipuan, setelah adanya penyelidikan tak terduga oleh Komisi Kejahatan dan Pemberantasan Korupsi (CCC).

UQ mulai menyelidiki Bruce Murdoch dan rekan kerjanya, Dr Caroline Barwood, setelah seorang pelapor menuduh bahwa studi yang digembar-gemborkan sebagai sebuah terobosan besar dalam pengobatan penyakit Parkinson, ternyata tidak pernah dilakukan.

Dua makalah penelitian yang diterbitkan dalam jurnal internasional akhirnya ditarik, setelah UQ melakukan penyelidikan internal yang memeriksa hampir 100 artikel yang diterbitkan oleh kedua akademisi itu.

Caroline Barwood juga dituduh dengan 6 kasus penipuan. (Foto: Universitas Queensland)

Tahun lalu, ABC mengungkap bahwa makalah yang ditarik itu membuat para peneliti diberi sejumlah hibah dengan satu hibah yang diterima 10 bulan setelah kasus penipuan akademik itu pertama kali diangkat, dan satu bulan setelah CCC diinformasikan adanya penyelidikan tersebut.

CCC telah menuduh akademisi berusia 64 tahun itu melakukan penelitan palsu dan mencurangi dana penelitian baik dari pemerintah maupun swasta, serta menghasilkan laporan palsu tentang kemajuan penelitian itu.

Selama karirnya, Murdoch mencetak lebih dari 13 buku dan 380 artikel yang dipublikasikan dalam jurnal internasional.

Ia sangat dihormati oleh rekan-rekannya dan sempat menjadi anggota dewan redaksi dari 10 jurnal internasional dan konsultan editorial untuk 20 jurnal internasional lainnya.

Murdoch juga mendirikan Pusat Penelitian Gangguan Komunikasi Syaraf di UQ yang telah ditutup sejak kasus ini terungkap.

Caroline, mantan ahli patologi wicara di UQ, yang ikut menulis jurnal mengenai penelitian Parkinson yang ditarik oleh Jurnal Ilmu Syaraf Eropa itu, juga telah didakwa dengan enam pelanggaran penipuan.

Tahun lalu, baik Murdoch dan Caroline mengundurkan diri, setelah universitas mulai menyelidiki kasus ini.

Profesor Hukum dan Kriminologi dari Universitas Australia Barat, Mark Israel, mengatakan, ini adalah kasus pertama yang ia tahu bahwa pelanggaran akademi ditangani oleh badan integritas negara.

"Kasus ini akan menarik perhatian mereka karena dugaan penipuan terkait uang rakyat," katanya.

Editor Jurnal Internasional untuk Integritas Pendidikan, Dr Tracey Bretag, menyetujui bahwa tindakan yang diambil oleh CCC belum pernah terjadi sebelumnya.

"Seringnya, hal semacam ini ditangani secara internal. Saya pikir ini menunjukkan ke masyarakat bahwa integritas akademik atau penelitian adalah masalah dunia nyata," sebutnya.