ABC

Dollar Australia Diramalkan Terus Turun

Dollar Australia saat ini mengalami penurunan terhadap dollar Amerika, dan diramalkan akan mengalami penurunan tahunan terbesar sejak 2008.

Nilai mata uang tersebut makin menurun setelah Bank Sentral Amerika Serikat, Federal Reserve, menyatakan akan mempertimbangkan untuk mengurangi program stimulus besar-besarannya.

Kemudian, Federal Reserve bulan Desember ini mengumumkan akan mengurangi program pembelian obligasinya dari 85 miliar dollar Amerika (Rp 925,7 triliun) menjadi 75 miliar dollar Amerika per bulan mulai dari awal tahun 2014.

Hari Selasa (31/12/2013) pagi, dollar Australia turun menjadi 88,3 sen Amerika, namun pada jam 9:44 waktu setempat (AEDT) naik menjadi 89,1 sen Amerika.

Stephen Miller, kepala investasi obligasi di perusahaan investasi Blackrock, menyatakan bahwa dollar bisa saja merosot menjadi 80 sen Amerika.

“Tergantung berbagai faktor, tapi yang pasti kita memperkirakan akan lebih rendah,” jelasnya.

Menurut Miller, turunnya nilai dollar Australia amat tergantung kecepatan Federal Reserve dalam memotong stimulus.

Secara keseluruhan, Blackrock melihat penurunan dollar Australia sebagai hal yang positif untuk ekonomi negara.

“Beberapa perusahaan manufaktur mengalami kesulitan, mereka pasti akan senang dengan dollar yang lebih rendah,” jelas Miller.

Operator wisata domestik akan senang dengan dollar yang lebih rendah – ini berarti akan lebih banyak penduduk yang tetap tinggal di Australia karena perjalanan ke luar negeri akan menjadi lebih mahal, dan akan lebih banyak yang datang ke Australia dari luar negeri, karena akan lebih murah bagi mereka.”

Selain itu, sektor pendidikan juga kemungkinan akan senang dengan turunnya nilai dollar, lanjut Miller.

“Pelajar dari luar negeri amat penting bagi sektor pendidikan kita.”