ABC

Dokter yang Pertama Kali Ungkap Mewabahnya Virus Corona di Wuhan Meninggal

Dokter Li Wenliang yang pertama kali mengungkap adanya wabah virus corona di Wuhan, meninggal dunia akibat terjangkit virus mematikan itu. Kepolisian China pernah menuduh Dr Li menyebarkan informasi palsu soal virus corona.

Berita kematian dokter berusia 34 ini sempat simpang-siur, setelah pertama kali dilaporkan Kamis sore (6/2).

Pihak Rumah Sakit Pusat Wuhan kemudian mengoreksinya dan menyebutkan jantung Dr Li berhenti berdetak pada Pukul 9:30 malam.

Sebelumnya Dr Li sudah mendapat perawatan dan dalam kondisi kritis.

Pihak rumah sakit mengkonfirmasikan kematian Dr Li di jejaring sosial Weibo, Jumat pagi (7/2).

“Kami sangat berduka atas kematian Dr Li Wenliang, dokter mata di RS kami,” demikian disampaikan RS Pusat Wuhan.

“Dia meninggal pada pukul 02:58 pagi tanggal 7 Februari 2020, setelah gagal diselamatkan sepenuhnya,” katanya.

Laporan awal kematian Dr Li memicu berbagai tanggapan di media sosial China.

Harian People’s Daily dalam unggahannya di Twitter menyebut kematian Dr Li memicu “kesedihan nasional”.

Organisasi Kesehatan Dunia, WHO juga menyampaikan belasungkawa atas kematian Dr Li, meski menyampaikan pesan bernada bingung atas laporan kematiannya.

Hingga berita ini diturunkan, jumlah yang terinfeksi virus corona telah mencapai 28.353 orang.

Lebih dari 28.000 kasus ditemukan di China, dengan laporan 4.000 kasus baru dalam 24 jam terakhir.

Sekitar 200 kasus dilaporkan terjadi di luar China, termasuk Australia, Jepang, Singapura, Thailand, Korea Selatan, dan Amerika Serikat.

Korban tewas telah mencapai 565 di seluruh dunia, 563 di antaranya di China. Filipina dan Hong Kong masing-masing melaporkan satu kematian.

Peringatan dari Dr Li

A man on a hospital bed with an oxygen mask on his face.
Dr Li Wenliang mengatakan kepada sejumlah media di China jika ia bertekad untuk memerangi virus setelah dirinya sembuh.

Weibo

Dr Li merupakan satu dari delapan dokter yang mengirim pesan kepada petugas medis agar mereka memakai masker dan perlindungan lainnya untuk menghindari infeksi.

Peringatan disampaikan setelah ia melihat beberapa pasien di RS Pusat Wuhan terinfeksi virus yang mirip dengan SARS.

Namun beberapa hari kemudian, Dr Li dipanggil polisi dan disuruh menandatangani surat yang menuduhnya “membuat komentar palsu” dan menyebarkan desas-desus.

Ia mengunggah surat itu di jejaring sosial Weibo, akhir Januari.

Di bawahnya, Dr Li menambahkan tulisan tangan yang menyatakan, “Ya, paham”.

Dr Li didiagnosis mengidap Virus Corona pada 20 Januari.

Media setempat melaporkan meski istrinya dalam keadaan hamil, Dr Li tidak ingin pergi karena virus corona terus merebak dan bertekad untuk berada di garis depan memerangi virus ini jika ia sembuh.

China telah dituduh menyembunyikan informasi tentang Virus Corona.

Presiden Xi Jinping telah menyatakan “perang rakyat” melawan Virus Corona, Kamis kemarin (6/2).

“Seluruh negara mengerahkan segala kemampuannya dengan langkah-langkah pencegahan dan pengendalian yang teliti dan ketat, memulai perang rakyat untuk pencegahan dan pengendalian epidemi ini,” kata Presiden Xi, dikutip dari kantor berita Xinhua dari pembicaraan telepon dengan Raja Salman dari Arab Saudi.

Pejabat kesehatan di Amerika Serikat dan China terus berupaya menguji vaksin dalam beberapa bulan, meski industri obat-obatan memperingatkan penemuan vaksi masih akan membutuhkan waktu lama.

“Belum ada terapi yang efektif,” kata juru bicara WHO, Tarik Jasarevic.

Komisi Kesehatan Nasional China mengatakan obat HIV lopinavir/ritonavir dapat digunakan untuk pasien Virus Corona, namun tidak memberikan perincian lebih lanjut.

Simak berita-berita menarik lainnya dari ABC Indonesia.

Riana