ABC

Dokter di Australia Sering Terlalu Cepat Resepkan Obat Bagi Penderita Demensia

Pakar demensia Dr Al Power memperingatkan kalangan dokter di Australia mengenai banyaknya penggunaan obat anti psikotika. Pengajar pada Fakultas Kedokteran University of Rochester ini menyatakan obat tersebut “terlalu banyak diresepkan”.

“Saya menamakan obat anti psikotika sebagai kekangan abad ke-20,” ujar associate professor di bidang kesehatan klinis tersebut.

"Kita ketahui obat itu tidak baik dan kita bisa menanganinya tanpa obat-obatan itu," jelas Dr Power.

Diperkirakan sekitar 350 ribu warga Australia mengalami demensia.

Organisasi Alzheimer’s Australia memperkirakan hingga 70 ribu orang di antaranya menjalani pengobatan anti psikotika, namun hanya 1 dari 5 yang benar-benar mendapatkan manfaat secara klinis.

Dr Power menyatakan kalangan dokter banyak meresepkan obat ini karena akibat rezim sistem pendidikan kesehatan yang sudah kuno, serta beban kerja yang sangat banyak.

“Mereka (para dokter itu) pada dasarnya orang yang baik,” kata Dr Power. “(Namun) para perawat profesional atau anggota keluarga yang … menghadapi masalah dan meminta solusi”.

“Dan yang anda tahu hanyalah memberikan obat, sebab itulah alasan utama mereka memanggil anda. Mereka mengharapkan pil, dan itu semualah yang diajarkan pada anda,” tambahnya.

Akan meningkat

Jumlah penderita demensia di Australia diprediksi akan meningkat sekitar 30 persen dalam lima tahun ke depan.

Menurut Dr Power, kalangan dokter terlalu cepat dalam meresepkan obat, bukannya mengatasi penyebab kecemasan dan perilaku yang berubah-uabah dari penderita demensia.

“Contoh sederhana di rumah jompo. Jangan memasuki ruangan seseorang tanpa mengetuk pintu, beritahu mereka siapa Anda dan minta izinlah,” katanya.

“Kita tak akan tidur di malam hari dengan membiarkan pintu terbuka lebar. (Namun) kita menyalahkan orang yang cemas dalam kaitan ini padahal kitalah yang menyebabkannya,” tambah Dr Power.

“Contoh lainnya adalah pergantian staf. Dengan adanya orang berbeda-beda yang datang mengganti bajumu dan memandiklan Anda setiap minggunya atau setiap bulannya,” tambahnya.

“Kita melakukan hal yang kita sendiri tak akan mentolerirnya. Kemudian kita salahkan orang ketika mereka menganggapnya masalah,” katanya.

“Bagian terburuk dari anti psikotika adalah merampas hak asasi manusia (pasien) untuk didengarkan dan dipahami,” jelas Dr Power.

Penyebab perilaku

Salah seorang warga bernama Suzy O’Sullivan didiagnosis mengalami demensia dini pada awal tahun ini. Sementara dia belum diresepkan obat apapun, dia mengaku setuju dengan pendapat Dr Power.

“Ketika orang demensia memiliki apa yang disebut masalah perilaku, atau mereka menyerang, seringkali perilaku mereka itu datang dari rasa sakit yang tidak bisa mereka komunikasikan,” katanya.

“Jadi saat mereka disentuh dan ada orang mencoba menggatikan pakaian mereka atau memandikan mereka, mereka bisa saja mengalami rasa sakit,” tambahnya.

“Hal-hal itu yang perlu dilihat terlebih dahulu. Bukannya menganggap perilaku mereka harus diobati dengan obat anti psikotika,” ujar Dr Power lagi.

Diterbitkan Pukul 12:00 AEST 14 November 2016 oleh Farid M. Ibrahim. Simak artikelnya dalam Bahasa Inggris di sini.