ABC

Dokter di Australia Diminta Siaga Hadapi Virus Ebola

Para dokter di negara bagian New South Wales (NSW), Australia, diminta untuk memperhatikan apakah seorang pasien kemungkinan terjangkiti virus Ebola bila mereka memiliki keluhan demam dan pernah melakukan perjalanan ke Afrika Barat.

Departemen Kesehatan NSW sudah mengirimkan informasi ke seluruh unit gawat darurat dan laboratorium patologi mengenai tanda-tanda dan gejala mereka yang terjangkiti virus mematikan tersebut.

Bila ada yang diduga terkena, maka sang pasien harus ditempatkan di ruang tersendiri dengan pengawasan ketat.

Menurut juru bicara Depkes NSW jika pun ada seseorang yang terkena virus tersebut dan masuk ke Australia, kemungkinan dia menularkannya kepada orang lain sangat kecil.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) akan mengadakan pertemuan darurat minggu ini guna memutuskan apakah wabah di Afrika Barat ini bisa dikategorikan sebagai  keadaan darurat kesehatan internasional.

Wabah Ebola ini pertama kali terjadi bulan Maret di kawasan hutan terpencil di Negara Guinea.

WHO mengatakan jumlah orang yang terkena, baik yang sudah positif maupun masih dugaan adalah 1.711 orang, dengan yang sudah meninggal adalah 932 orang.

Di negara tetangga, Sierra Leone dan Liberia, dimana wabah ini menyebar dengan cepat, pihak berwenang sudah mengerahkan tentara guna mengawasi wilayah perbatasan, dimana sekitar 70 persen kasus terdeteksi.

Pihak berwenang di Lagos (Nigeria) mengatakan delapan orang yang berhubungan dengan warga AS Patrick Sawyer, yang sudah meninggal, sekarang menunjukkan tanda-tanda terkena virus tersebut.

Maskapai penerbangan Inggris British Airways telah menghentikan penerbangan dari dan ke Liberia dan Sierra Leone sampai akhir Agustus karena kekhawatiran akan penyeberan Ebola.

Jerman menyusul tindakan Perancis dan Amerika Serikat yang menyarankan warganya tidak bepergian ke Guinea, Liberia, dan Sierra Leone dan mengatakan tidak ada tanda-tanda penyebaran virus ini akan berakhir dalam waktu dekat.