Dokter Australia Rekonstruksi Gadis Cilik Bangladesh Berkaki 3
Sebuah tim ahli bedah Melbourne sukses melakukan rekonstruksi tubuh dan organ dalam yang langka dari bayi Bangladesh, setelah ia dilahirkan dengan tiga kaki.
Choity Khatun lahir di sebuah desa di Bangladesh dengan kondisi yang disebut ‘cordial twinning’, yang berarti ia memiliki organ kembar yang berkembang di bagian perineumnya [organ antara anus dan vulva pada perempuan, dan antara anus dan skrotum pada laki-laki).
Kepala bedah di Rumah Sakit Anak Monash, Profesor Chris Kimber, mengatakan, begitu menakjubkan melihat Choity mampu bertahan dalam tahun pertama kehidupannya.
“Ini sangat langka, banyak anak-anak dengan kondisi seperti ini meninggal dalam rahim, atau mereka meninggal segera setelah lahir,” ungkapnya.
Ia menjelaskan, “Choity bertahan di desanya dan pada usia beberapa minggu ia dibawa ke rumah sakit anak-anak yang besar di Bangladesh dan mereka sangat bingung harus melakukan apa terhadapnya.”
“Semuanya terhubung di tempat yang salah … [dan dalam jangka panjang], ia sangat mungkin terkena infeksi yang luar biasa dan mati karena penyakit itu,” imbuhnya.
Para dokter di Bangladesh memotong perutnya dan memasukkan ususnya ke kulitnya sehingga ia tak akan meninggal karena penyumbatan usus.
Ibu Choity, Shima Khatun, mengatakan bahwa ia tak mengerti apa yang salah dengan Choity saat pertama kali bayinya itu lahir.
“Ia [dokter di Bangladesh] mengatakan Choity seperti bayi kembar. Sangat menyedihkan karena putra pertama kami meninggal,” tuturnya.
Yayasan Children First menemukan kasus ini dan membawa Choity ke Melbourne tahun lalu.
Pada bulan November, setelah tiga bulan perencanaan, sebuah tim yang terdiri dari delapan ahli bedah mengoperasi balita ini selama delapan jam.
Profesor Kimber mengatakan, tim-nya harus merekonstruksi banyak bagian dari anatomi Choity, karena ia memiliki bagian kembar di beberapa organ, dan banyak dari bagian itu terpasang di tempat yang salah di dalam tubuh bagian bawahnya.
Ia menyebut, hasil operasi itu lebih baik dari yang mereka bayangkan.
“Ketika kami memulai, kami pikir ia mungkin akan mengalami masa inkontinensia [tidak bisa mengontrol keluarnya urin] seumur hidup, namun seiring berjalannya waktu, kami menemukan otot ekstra dan mampu merekonstruksi anatomi normal yang wajar, dan kami bisa mencapai jauh di luar apa yang kami harapkan,” ungkapnya. .
Mengambil resiko
Sebuah tim dokter, perawat dan terapis telah merawat Choity sejak operasi tersebut, dan mengatakan bahwa sang gadis cilik sudah mampu makan dengan normal setelah kantung kolostomi dilepas.
“Yayasan Children First mendekati saya -Saya bilang saya tak punya uang [untuk operasi]. Saya pikir operasi itu tak mungkin dilakukan,” kata Shima.
"Tapi sekarang ia bisa bermain dengan semua orang, seperti mimpi," ujar Shima.
Pertimbangan utama bagi tim bedah adalah bahwa Choity akan kembali ke rumahnya di sebuah desa di Bangladesh, tanpa uang atau sumber daya untuk perawatan berkelanjutan.
“Saya pikir kami mengambil risiko, kami mengambil risiko untuk merekonstruksi ia sesuai dengan yang kami lakukan,” kata Profesor Kimber.
"Kami takjub bahwa kami menangani seorang gadis dengan kondisi sebaik ini. Kami tak yakin atas apa yang akan terjadi,” ujar Prof Kimber.
“Ia sekarang bisa berjalan dan berlari dan pergi ke toilet, dan ini akan membuat perbedaan besar dalam hidupnya di Bangladesh.”
Profesor Kimber mengatakan bahwa Choity telah mengagumi dirinya sendiri.
“Ia adalah gadis muda yang sangat cerdas dan menantang serta melihat gadis muda ini mampu berlari karena ia tak lagi memiliki organ di antara kedua kakinya merupakan pemandangan istimewa yang nyata,” sambungnya.
Simak berita ini dalam bahasa Inggris di sini.
Diterbitkan: 18:10 WIB 27/04/2017 oleh Nurina Savitri.