ABC

‘DNA’ Anggur Bisa Pengaruhi Cita Rasa ‘Wine’

Para peneliti tengah menggunakan teknologi genetik manusia untuk menciptakan minuman ‘wine’ dengan cita rasa yang pas. Departemen Pertanian dan Pangan Australia Barat (DAFWA) dan Universitas Australia Barat (UWA) tengah menggarap sebuah proyek yang menggunakan rangkaian genetik anggur untuk melihat bagaimana ‘DNA’, atau elemen utama kromosom  penyusun anggur, mempengaruhi rasa dan kualitas ‘wine’.

Pemimipin proyek yang juga peneliti DAFWA dan UWA, Michael Considine, mengatakan, susunan ‘DNA’ anggur akan meningkatkan kemampuan pembuat ‘wine’ untuk menciptakan cita rasa khas.

Ia menambahkan, tujuan utama proyek ini adalah bahwa hasil penelitian, nantinya, diharapkan akan menolong para pembuat ‘wine’ mencipatkan produk komersial yang sukses.

“Banyak pertanyaan yang berusaha kami jawab, tapi ada juga misi penting dari penelitian ini yang meyakinkan kami bahwa ini akan menhasilkan sesuatu yang baik dan bermanfaat bagi industri,” ujar Michael.

Teknologi ini sebenarnya tengah digunakan dalam ilmu kedokteran dan dikenal sebagai susunan ‘gen masa depan’.

Teknologi baru ini berbiaya lebih murah dan memakan waktu lebih singkat daripada teknologi susunan 'DNA' asli.

“Gen manusia menghabiskan biaya lebih dari 3 milyar dolar dan waktu 13 tahun. Kami sekarang tengah berbicara soal penelitian gen berbiaya 1000 dolar dan dapat dilakukan dalam seminggu,” jelas Michael.

Peneliti senior DAFWA, Glynn Ward, mengatakan, pengunaan teknologi untuk melihat gen anggur akan memperbaiki proses seleksi tanaman anggur.

Pemilihan anggur secara tradisional melibatkan pencangkokan dua tanaman anggur secara bersamaan guna memproduksi sebuah varietas baru.

“Jika anda menemukan tanaman anggur yang baik, anda bisa menduplikasinya dengan cara mencangkok tunasnya. Karena adanya keragaman alami, anda bisa menemukan beberapa tanaman tumbuh lebih baik daripada tanaman lainnya,” terang Glynn.

Glynn menguraikan, ada dua dampak positif yang dihasilkan teknologi gen pada perkembangan tanaman anggur.

Ia menuturkan, industri ‘wine’ akan memiliki kemampuan mengidentifikasi tiruan yang berbeda untuk pertama kalinya, dan proses tersebut akan mempercepat seleksi tiruan baru.

“Jika kita kembali bicara soal populasi tanaman anggur dan menemukan adanya varietas yang lebih unggul dalam kelompok tersebut, ketimbang melakukan proses yang lama bertahun-tahun, maka mengetahui susunan ‘DNA’-nya akan membuat kita dapat mempercepat keseluruhan proses,” imbuhnya.