DJ Asal Hobart Akui Serang Mantan PM Australia Setelah Minum di Pub
DJ asal Hobart, Tasmania, Astro Labe, menghadapi hukuman dua tahun penjara setelah mengaku bersalah melakukan serangan terhadap mantan Perdana Menteri Australia, Tony Abbott.
Pria berusia 38 tahun itu mengaku bersalah telah membahayakan seorang pejabat publik Australia setelah kejadian di tepi pantai Hobart pada 21 September tahun lalu.
Jika tuduhan itu terbukti di Mahkamah Agung Federal, Labe bisa menghadapi hukuman 10 tahun penjara.
Tapi, kasus tersebu telah disepakati akan diputuskan di Pengadilan Magistrat, di mana hukuman maksimum adalah penjara dua tahun dan denda $ 25.000 (atau setara Rp 250 juta).
Pengadilan mengungkap, Labe minum-minum dengan teman-temannya di sebuah pub di Salamanca Place saat ia melihat Tony Abbott berjalan dengan salah satu penasihatnya.
Labe mengikuti Abbott sekitar 250 meter sebelum menanyakan mantan Perdana Menteri itu jika ia bisa menjabat tangannya.
Ketika Abbott mengulurkan tangannya, Labe mencengkeramnya dan menyeruduknya.
Saat Abbott berjalan pergi, Labe terdengar mengatakan “Anda pantas mendapatkannya”.
Abbott menderita bibir bawah yang sedikit bengkak.
Pengadilan mengungkap, saat wawancara polisi, Labe menggambarkan dirinya berada dalam kondisi mabuk dengan skala “6 dari 10” sebelum pertemuan tersebut.
Play
Press play then disable your screen reader. Use space bar to pause or play, and up and down arrows to control volume. Use left arrow to rewind and right arrow to fast forward.
Hanya mengalami luka ringan
Pengacara terdakwa, Craig Mackie, meminta Hakim Michael Daly untuk mempertimbangkan tingkat cedera akibat serangan tersebut saat menjatuhkan hukuman kepada Labe.
“Kerugian yang ditimbulkannya sangat kecil,” katanya.
“Tidak ada senjata yang digunakan. Insiden itu berakhir dalam satu atau dua detik.”
“Abbott sendiri menggambarkannya sebagai serangan yang buruk.”
Jaksa Nody mengatakan bahwa luka yang diderita oleh Abbott seharusnya tidak mengurangi keseriusan pelanggaran tersebut.
Ia mengatakan, meski pengakuan bersalah adalah bukti adanya penyesalan, hakim juga harus mempertimbangkan ucapan yang disampaikan oleh Labe ke media setelah ia mendapat tuntutan.
Setelah kejadian tersebut, Labe mengatakan bahwa ia adalah seorang “anarkis tunggal” yang merasa perlu untuk menyeruduk Abbott karena ia “tak berpikir itu adalah kesempatan yang akan saya dapatkan lagi.”
Labe juga mengatakan, meski ia memakai lencana yang mendukung kampanye pernikahan sesama jenis saat dia menyerang Abbott, tindakan tersebut “tidak ada hubungannya dengan kesetaraan pernikahan”.
Ia akan dijatuhi hukuman pada bulan Maret.