ABC

Ditemukan Spesies Tikus Air Baru di Indonesia

Seorang ilmuwan Australia dan timnya yang sedang menelitis spesies tikus tersebut menemukan bahwa spesies tikus yang mereka teliti belum pernah didokumentasikan sebelumnya.

Setelah berminggu minggu berburu berbagai spesies mamalia di Sulawesi Barat, Dr Kevin Rowe dari Museum Victoria menemukan spesies baru ini pada hari terakhir mereka yang belum pernah didokumentasikan sebelumnya.

“Ketika itu tiga orang dari pemandu kami membawakan seekor tikus mati, untuk kebanyakan orang, tikus itu terlihat seperti  tikus kecil dan berbulu biasa, namun untuk seorang biologis, tikus itu unik karena mereka mempunyai spesialisasi untuk hidup di air.” Kata Dr Rowe.

Dr Rowe bersama rekannya yang berasal dari Indonesia dan AS menerbitkan penemuan mereka di jurnal Zootaxa bulan lalu. Spesies tersebut adalah jenis tikus air pertama yang pernah ditemukan di Sulawesi.

Tikus air Sulawesi ini kemudian diberi nama Waiomys Mamasae yang berasal dari warga lokal mamasa yang rupanya sudah selama beberapa abad hidup bersama binatang ini dan menggunakannya sebagai jimat untuk menghindarkan rumah mereka dari kebakaran.

Spesies ini sendiri ditemukan di dataran tinggi pegunungan Gandang Dewata, salah satu area yang masih belum terjamah di hutan tropis Sulawesi barat.

Sulawesi sendiri adalah pulau vulkanik yang memang sudah terisolasi dari daratan lain selama sekitar 10 juta tahun, member kesempatan untuk spesies flora dan fauna yang unik untuk berevolusi.

Ketika itu adalah tahun 1857 saat seorang naturalis bernama Alfred Russel Wallace melakukan perjalanan dari Sulawesi ke kepulauan di bagian timur dan menulis surat kepada Charles Darwin yang membawa mereka untuk akhirnya menulis thesis mengenai teori evolusi yang didasarkan oleh seleksi alam.

“Sangat luar biasa bahwa 100 tahun setelah wafatnya dan 150 tahun setelah thesisnya diterbitkan dari area yang sama, kita masih dapat menemukan penemuan yang didasarkan dari teori yang sama,” Kata Dr Rowe.

Tes DNA dari spesies tikus ini menemukan bahwa tikus ini lebih terhubung dengan spesies tikus di Sulawesi ketimbang dengan spesies tikus air  di bagian lain di seluruh penjuru dunia. Hal ini menunjukkan bahwa spesies ini melakukan adaptasi secara independen dan akhirnya berevolusi, sebuah proses yang lebih dikenal dengan nama evolusi konvergen.

Spesies tersebut adalah jenis tikus air pertama yang pernah ditemukan di Sulawesi. (Photo: Kevin Rowe (Museum of Victoria)
Dr Rowe mendeskripsikan spesies ini dengan ciri-ciri telinga dan mata yang kecil, cambang di bagian bawah ekor yang membantu manuver di air, dan bantalan daging pada bagian bawah jempol yang membantunya berdiri melawan arus ketika berburu didalam air.

“Spesies tikus di Sulawesi ini telah memecahkan masalah untuk berenang melawan arus untuk berburu serangga kecil, hal yang mirip juga dilakukan oleh tikus jenis lain di Papua Nugini dan Australia.”

Penemuan ini juga memberi wawasan lebih tentang bagaimana tikus karnivora berevolusi di tempat yang berbeda beda.

“Di berbagai region di bumi, tikus air karnivora memiliki hubungan dengan tikus karnivora darat yang kemudian member implikasi bahwa tikus ini merubah pola berburu dan makan mereka yang kemudian memberi mereka untuk mengkoloni daerah berair,” tambah Dr Rowe.

Dr Rowe percaya bahwa masih banyak spesies baru yang dapat mereka temukan di Sulawesi dan mereka berharap mereka bisa mengunjungi area ini secara rutin tiap tahunnya.