ABC

Ditemukan, Kerang Berukir yang Digunakan Homo Erectus dari Jawa

Hasil penelitian terbaru menyebutkan, manusia purba dari pulau Jawa, Indonesia, menggunakan kerang sebagai alat bantu dan membuat ukiran di atasnya, jauh sebelum Homo sapiens melakukannya.

Temuan yang dipublikasikan dalam jurnal ‘Nature’ itu menunjukkan, kemampuan untuk membuat ukiran ternyata dimiliki nenek moyang manusia, yang sebelumnya dianggap tidak mampu melakukan hal-hal seperti itu.

"Satu-satunya kesimpulan yang bisa ditarik adalah bahwa Homo erectus mampu membuat ukiran di atas permukaan ini," kata Dr Stephen Munro, seorang palaeoantropolog dari’ Australian National University’ dan kurator di Museum Nasional Australia.

"Saya kira ini membawa mereka sedikit lebih dekat dengan kita karena kita dapat mengidentifikasi tanda-tanda yang dibuat mereka," tambahnya.

Coba lihat lebih seksama: adanya ukiran zigzag di atas cangkang kerang ini adalah ukiran geometris tertua di dunia. (Foto: Naturalis, Leiden, Stephen Munro)

Dr. Stephen dan rekan-rekannya menganalisis fosil cangkang kerang air tawar yang pertama kali ditemukan pada tahun 1890, bersama tulang Homo erectus di Trinil, Jawa Timur.

"Mereka telah terkubur selama setengah juta tahun," utaranya.

Ia mengatakan, mereka tampaknya sengaja mengumpulkan kerang karena semua yang ditemukan ukurannya sama besar.

"Mereka berukuran sebesar telapak tangan Anda," sebut Dr. Stephen.

Pada tahun 2007, sebagai bagian dari studi doktoralnya, Dr. Stephen mengambil foto digital dari kerang dan memeriksa mereka dengan seksama di komputer. Saat itulah ia menemukan salah satu dari mereka memiliki pola geometris yang terukir di atasnya.

"Saya benar-benar terperangah. Jenis ukiran ini dalam catatan arkeologi tidak muncul di tempat lain di dunia sampai sekitar 130.000 tahun yang lalu," ungkapnya.

Dr. Stephen mengatakan, timnya melewati proses yang melelahkan untuk menghilangkan semua penjelasan lain yang memungkinkan untuk menganalisa ukiran tersebut.

Tim peneliti menggunakan analisis mikroskopis untuk mengkonfirmasi ukiran yang setua cangkang kerang itu.

Foto digital mengungkap adanya ukiran

Dr. Stephen menjelaskan, ukiran itu mungkin belum ditemukan sebelumnya karena sulit dilihat dengan mata telanjang dan hanya menonjol pada fosil dalam foto-foto digital.

"Ketika moluska air ini masih hidup, mereka memiliki penutup gelap berbahan organik. Ketika Anda menggambar di atasnya, Anda menggambar melalui bahan organik dan masuk ke bagian putihnya, sehingga itu akan cukup mencolok," kemukanya.

Meski demikian, terlalu dini untuk mengatakan apa arti ukiran itu.

"Apakah itu hanya gambar? Untuk menjawabnya, hal itu berada di luar lingkup studi ini," kata Dr Stephen.

Ia menambahkan, "Mungkin jika kita mulai menemukan lebih banyak hal-hal seperti ini, kita dapat mulai mengeksplorasi fungsi tanda-tanda tersebut.”

Para peneliti juga menemukan bahwa salah satu kerang memiliki bukti yang jelas perubahan fungsinya menjadi alat bantu.

"Ia sengaja dibuat tajam," tutur Dr Stephen.

Ia menyebut, kerang lain menunjukkan pola fraktur, torehan dan lubang yang juga menyiratkan bahwa mereka telah dibuka.

Meskipun manusia purba diketahui telah menggunakan alat-alat, ini, penemuan ini adalah pertama kalinya alat bantu dari kerang ditemukan bersamaan dengan tulang Homo erectus.