ABC

Diskriminasi dan Kesetaraan Gender Sumber Kekhawatiran Remaja Australia

Survei pemuda tahunan terbesar mengungkapkan kekhawatiran atas ekonomi dan prospek pekerjaan di masa depan  masih menjadi kekhawatiran terbesar pemuda Australia.

Survey yang dilakukan organisasi Mission Australia ini menanyakan lebih dari 15 ribu pemuda berusia antara 15 – 19 tahun mengenai beragam topik dan menemukan perbedaan gender yang signifikan.

Survey ini mendapati perempuan lebih peduli ketimbang laki-laki mengenai gambar tubuh dan bagaimana menangani stres di sekolah.

Untuk pertama kalinya, remaja puteri juga mengenali kesetaraan  kedudukan dan diskriminasi sebagai masalah nomor satu yang dialami Australia sebagai bangsa.

Mission Australia menduga nasib yang dialami Julia Gillard, Perdana Menteri Perempuan pertama Australia menjadi bagian dari alasan kalangan remaja puteri tersebut.

Pelajar Melbourne, Georgia Lee, 16, mengatakan dia melihat perlakuan parlemen terhadap Gillard di Parlemen sebagai hal yang memprihatinkan.

"Saya masih ingat ketika Julia Gillard terpilih, dan saya secara pribadi sangat senang. Saya pikir kita akan memiliki perubahan  besar dan perempuan muda bisa melihat dia dan menjadikannya sebagai panutan,” kata Lee.

"Tapi ketika melihat bagaimana perlakuan terhadap dia di Parlemen, saya melihatnya sebagai kemunduran.”

Anggota Mission Australia Kylee Bates mengatakan segala hal mengenai pro kontra pernikahan sesama jenis  telah menciptakan atmosfir kurangnya toleransi sosial yang mempengaruhi perempuan muda.

"Sangat jelas perempuan muda melihat berbagai wacana sosial dan diskusi yang telah berdampak pandangan mereka, "kata Bates.
"Mereka mengatakan kepada kita bahwa mereka khawatir tentang keadilan dan kesetaraan di negara kita."

Iklim pertumbuhan ekonomi memprihatinkan pemuda

Selama dua tahun berturut-turut, perhatian remaja perempuan dan laki-laki secara keseluruhan adalah ekonomi dan prospek pekerjaan di masa depan.

Lebih dari seperempat responden mengatakan bahwa hal itu menjadi masalah nomor satu yang dihadapi Australia.

James Pullin, 17, mengatakan sebagian besar teman-temannya menguatkan untuk pasar pekerjaan yang sulit.

Dia mengatakan keyakinan utama di kalangan rekan-rekannya adalah untuk tetap fleksibel menghadapi perekonomian dimana orang-orang muda dipastikan harus berjuang mengalami kesulitan.

"Sebagai negara Australia menurut saya adalah negara yang mengalami penurunan dibidang manufaktur dan teknologi baru tidak diadopsi," kata Pullin.

"Jadi sudah pasti, Australia harusnya melihat lebih banyak peluang menciptakan kesempatan kerja di sektor ini dan membuatnya lebih mudah."

Bahkan remaja yang menuju ke Tahun 12 di sekolah, sudah mulai prihatin atas lanskap ekonomi – terutama ketika datang ke perumahan.

Alice Watson, 17, mengatakan teman-temannya tahu itu akan sulit pada akhirnya untuk memiliki rumah seperti sebagaimana dirinya dibesarkan.

"Ya, kita harus jauh lebih realistis," kata Watson.

"Menemukan rumah yang  bagus, yang murah menurut saya kedepan itu tidak akan mudah,” katanya.

Kawannya Georgia Lee juga mengutarakan hal yang sama.

"Saya sedikit khawatir kalau hidup saya tidak akan sesuai seperti yang saya rencanakan,  tidak banyak tersedia peluang bekerja dibidang yang kita suka, mendapat gaji yang baik, memikirkan itu membuat saya cukup tertekan,” tuturnya.