ABC

Diserukan di Australia, Hukum Penggunaan Program Photoshop Di Dunia Fashion

Israel baru meloloskan hukum yang berbunyi seluruh foto yang telah diubah dengan program komputer Photoshop harus dilengkapi peringatan jelas, dan bahwa model busana harus memiliki indeks massa tubuh minimum 18,5, menyikapi berbagai masalah yang timbul akibat pandangan negatif terhadap tubuh sendiri, yang dapat berbuntut anoreksia (sengaja tak makan untuk menguruskan tubuh). Ada yang menyarankan Australia mengambil tindakan serupa.

Pandangan negatif terhadap tubuh sendiri sering menjangkiti perempuan di seluruh dunia, termasuk Australia. Akibat dari pandangan negatif ini bermacam-macam, mulai dari rendah diri, diet yang berbahaya bagi kesehatan, depresi, dan juga anoreksia (mengurangi porsi makan secara drastis untuk menguruskan tubuh), dan bulimia (memuntahkan makanan kembali).

Tahun 2009, pemerintah Australia mendirikan kelompok penasihat nasional untuk menyikapi masalah ini. Mereka membuat tata tertib industri media, fashion dan iklan. Di antara kandungan tata tertib itu adalah terwakilinya keberagaman, tidak menggunakan Photoshop untuk mengubah bentuk tubuh di foto, dan bahwa model harus memiliki berat badan sehat.

Namun, menurut ketua kelompok tersebut, Mia Freedman, tata tertib itu gagal, karena Photoshop tetap banyak digunakan. Ia meminta diterapkannya peraturan yang lebih ketat.

Israel telah meloloskan hukum yang dijuluki 'hukum Photoshop'. Gerakan ini digawangi agen dan fotografer Adi Barkan. Awalnya, Ia dimintai tolong oleh model berusia 15 tahun bernama Caty, yang menderita anoreksia dan harus masuk rumah sakit. Barkan pun mencari bantuan medis.

Begitu dukungan Barkan untuk Caty diketahui publik, Ia dibanjiri permintaan serupa dari perempuan-perempuan lain yang juga menderita anoreksia. Barkan pun sadar betapa parahnya masalah pandangan negatif terhadap tubuh sendiri di negara tersebut.

"Sebab utama kematian untuk usia antara 15 hingga 24 tahun adalah anoreksia. Bukan kanker, melainkan anoreksia!" tegasnya.

Setelah Barkan bertahun-tahun melobi, Israel pun meloloskan 'hukum Photoshop' pada tahun 2013. Dalam hukum ini disebutkan bahwa gambar apapun yang melalui proses Photoshop harus dilengkapi peringatan jelas yang meliputi 7 persen permukaan foto. Saat datang ke lokasi pemotretan, model pun harus menyerahkan sertifikat yang menyatakan bahwa indeks massa tubuh mereka mencapai 18,5.

Namun, peraturan ini pun tak diindahkan. Menurut Barkan, ini karena hukum tersebut bukanlah hukum pidana melainkan perdata, hingga tak ada hukuman. Kini, Ia bekerjasama dengan sejumlah pengacara besar untuk melontarkan tuntutan pada mereka yang melanggar hukum. Para penuntut dalam kasus-kasus tersebut adalah perempuan yang mengalami gangguan pola makan akibat para pelanggar hukum itu.

Selain itu, Ia juga melancarkan kampanye bersama dengan organisasi konsumen terbesar Israel untuk menunjukkan dan mempermalukan mereka yang melanggar 'hukum Photoshop'.

Marilyn Krawitz, pengajar fakultas hukum universitas Notre Dame University di Perth, Australia dan penulis artikel berjudul Beauty is only Photoshop Deep (Kecantikan Hanyalah Sedalam Photoshop) menyatakan bahwa isu kesehatan publik macam ini memang biasanya butuh waktu untuk mencapai perubahan.

"Contohnya, di Australia, bila anda melihat industri rokok, pelarangan iklan rokok, tidak terjadi begitu saja, butuh waktu berpuluh-puluh tahun. Jadi saya rasa mungkin saja di Israel saat ini ada banyak perubahan yang tengah berlangsung," ucapnya.