ABC

Dikritisi, Program Tenaga Surya di Kepulauan Cook

Para pejabat di Kepulauan Cook dikritisi karena menaruh sekitar 2.000 baterai timah yang kemungkinan berbahaya di enam pulau terpencil. Penempatan baterai-baterai tersebut merupakan bagian dari program tenaga surya yang didukung antara lain oleh Australia.

Baterai-baterai tersebut digunakan untuk menyimpan tenaga surya yang digunakan oleh pulau-pulau itu pada malam hari.

Kepulauan Cook adalah negara yang memiliki asosiasi bebas dengan Selandia Baru. Negara yang terletak di Timur Laut Selandia Baru ini terdiri atas 15 pulau.

Menurut pebisnis lokal Steve Anderson, kemungkinan baterai-baterai tersebut tak akan disingkirkan saat sudah kadaluwarsa nantinya.

Dalam keteranganya kepada program Pacific Beat ABC Anderson mengatakan bahwa logistik untuk memindahkan barang-barang berat ke pulau-pulau di Kepualuan Cook cukup sulit.

“Seringkali, [barang-barang tersebut] harus diangkat dengan tangan atau diangkat dari kapal, dan seterusnya. Jadi kecil kemungkinan [baterai-baterai itu] akan didaur ulang,” ucapnya.

“Kita mempertanyakan apakah kita memang sepantasnya menempatkan ratusan ton timah di pulau-pulau karang yang terletak hanya satu-dua meter di atas permukaan laut.”

Anderson adalah pemilik perusahaan energy Andersons, yang berlokasi di Kepulauan Cook.

Ia menyarankan program tersebut menggunakan baterai ion lithium, karena lebih aman.

“Salah satu masalah baterai asam timah adalah baterai-baterai ini memiliki masa hidup sekitar lima hingga delapan tahun, dan ini sangat terbatas karena [baterai-baterai itu] bekerja dalam suhu tinggi,” ucap Anderson,

“Timah harus diambil dari pulau-pulau itu dan dibawa ke pusat daur ulang yang baik, yang dalam kasus ini adalah Selandia Baru atau Australia.”

Namun, biaya mengambil timah dari pulau-pulau karang terpencil adalah sebanyak tiga hingga empat kali lipat, jelas Anderson.

Ditakutkan bahwa bahan-bahan yang bisa berbahaya tersebut akan dibuang begitu saja di pulau-pulau karang, kecuali “ timah menjadi komoditas yang begitu berharga hingga orang-orang bisa membawanya kembali.”

Anderson memberi contoh pulau Pukapuka.

“Sekarang, Pulau Pukapuka, contohnya, dikotori baterai-baterai asam timah yang tergeletak di pasir, di laguna, peninggalan proyek-proyek serupa,” ucapnya.

Proyek tenaga surya tersebut saat ini didukung Selandia Baru, Australia, Cina dan Jepang.

“Menurut kami, seseorang yang memberi sesuatu  pada negara ini…harus mempertimbangkan keberlanjutan jangka panjang dan apakah kita sanggup mengganti barang-barang ini…” jelas Anderson.