ABC

Dikembangkan, Mesin dengan Bahan Bakar Batu Bara Muda

Sejumlah peneliti di Australia tengah mengembangkan sebuah mesin diesel yang menggunakan bahan bakar larutan batu bara muda. Diharapkan, dengan menggunakan mesin ini, emisi dari pembangkit listrik tenaga batu bara akan berkurang.

Batu bara muda, yang dikenal dengan brown coal atau lignite, memiliki kelembaban tinggi. Maka, banyak energi yang dihabiskan untuk mengeringkan batu bara itu sebelum bisa digunakan.

Brown Coal Innovation Australia (BCIA) memberikan dana sebesar 1,01 juta dollar bagi (Rp 10,8 miliar) bagi badan penelitian CSIRO untuk menguji mesin  bernama Direct Injection Carbon Engine (DICE).

Menurut Direktur utama Phil Gurney, hampir 90 persen tenaga listrik di Victoria dihasilkan oleh batu bara muda. DICE bisa meningkatkan efisiensi siklus bahan bakar.

"Kalau anda membakar batu bara di pembangkit listrik, saat ini efisiensi terbaik yang bisa anda dapatkan adalah sekitar 45 persen. Bila anda membakarnya di mesin diesel, and abisa memperbaiki efisiensi secara cukup signifikan," katanya, "Dibandingkan pembangkit-pembangkit listrik di Victoria saat ini, emisinya hanya akan sebanyak separuhnya."

Hingga, banyaknya emisi batu bara muda akan setara dengan gas alam.

Gurney menyatakan bahwa telah tiba waktunya membawa teknologi dari mesin diesel di laboratorium ke fasilitas percobaan ukuran besar di Jepang.

"Sekitar 20 ton batu bara dari lembah Latrobe di Victoria akan dikirim ke Jepang, untuk dijadikan larutan yang akan disuntikkan ke mesin diesel yang telah dimodifikasi. Hasilnya akan dijadikan masukan bagi program pengembangan energi BCI, dan teknologinya bisa tersedia dalam waktu beberapa tahun," katanya.

Penggunaan batu bara muda makin meluas di dunia, jelas Gurney. "Yang jelas, di negara-negara seperti Jerman, di mana penggunaan energi nuklir telah dikurangi, teknologi yang masuk adalah batu bara muda. Bahkan, bila banyak menggunakan energi terbarukan, tetap harus ada sumber energi yang bisa diandalkan."

Ia menambahkan, "Di Jerman, di mana mereka memilki pembangkitan potensial 40 persen energi dari sumber terbaharukan, ada satu hari di bulan Februari dimana produksinya nol, saat matahari tak bersinar, angin tak bertiup, dan tak ada energi terbarukan."