ABC

Diet dan Menjaga Penampilan Penting dalam Proses Reproduksi Satwa ini

Ternyata trik mengatur pola makan alias diet serta menjaga penampilan untuk menarik perhatian lawan jenis tidak hanya berlaku bagi manusia, tapi juga pada marsupial karnivora ini. Teori inilah yang hendak dipelajari lebih jauh dari studi terhadap dua satwa marsupial khas Australia Tasmanian Devil dan tikus berkantung, lantaran temuan awal menunjukan jantan dari spesies ini lebih menarik perhatian betina jika memiliki penampilan yang bagus.

Peneliti dari Kebun Binatang Taronga bekerjasama dengan tim peneliti dari Universitas Sydney untuk melakukan penelitian ini selama 3 tahun mendatang.

Dalam riset ini para peneliti akan berusaha membandingkan pola makan salah satu marsupial karnivora terkecil, yaitu tikus berkantung atau fat-tailed dunnart, dengan pola makan Tasmanian devil.

Pakar Gizi dari Kebun Binatang Taronga, Michelle Shaw, yang memimpin penelitian mengenai Tasmanian devil menjelaskan riset ini berusaha mengevaluasi bagaimana proses reproduksi dapat mengubah energi dan kebutuhan gizi dari dua spesies khas Australia ini.

"Pengawasan berat badan ternyata sangat penting dalam kesuksesan reproduksi kedua satwa ini, oleh karenanya itu menjadi fokus dari riset yang sedang kami lakukan," kata Shaw.

"Segala hal yang bisa kita pelajari dari satwa yang terancam punah ini akan sangat berguna bagi keseluruhan populasi satwa ini."

Penelitian ini akan digunakan untuk merancang aturan pola makan atau diet yang dapat menaikan tingkat reproduksi dan meningkatnya keberhasilan program pengembangbiakan untuk menyelamatkan Tasmanian devil dari kepunahan.

Penelitian ini juga menyelidiki upaya menyesuaikan pola makan marsupial ini dalam usaha untuk membuat satwa ini lebih menarik bagi lawan jenisnya dengan cara membuat mereka lebih langsing atau sebaliknya membuat mereka lebih gemuk.

Penjaga mamalia Australia senior di Kebun Binatang Taronga, Tony Britt Lewis, mengatakan penampilan yang menarik memang sangat penting dalam mendukung kesuksesan reproduksi dikalangan Tasmanian devil Jantan.

"JIka jantannya terlalu kecil, maka bahkan jika ia berhasrat untuk kawin dan paham apa yang harus dilakukan – terkadang betina Tasmanian Devil akan menolaknya dan bahkan menolak dengan agresif," katanya.

Namun betina Tasmanian Devil tidak perlu terlalu  mengkhawatirkan penampilan mereka.

"Saya kira penampilan memang sangat berpengaruh bagi Tasmanian devil jantan," kata Britt Lewis tertawa.

Sementara itu peneliti dari Pusat Riset Charles Parker Universitas Sydney juga menyelidiki pola makan dari tikus berkantung atau fat-tailed dunnart.

Profesor David Raubenheimer, bagian dari tim peneliti di Universitas Sydney mengatakan jika mereka berhasil memahami proses pengolahan gizi didalam pola makan satwa ini maka kami bisa memanipulasi mereka untuk membantu program pengembangbiakan satwa ini.

"Kami sedang berusaha memungkinkan tikus kantung menjelaskan apa yang mereka maksudkan sebagai diet seimbang, daripada kita hanya menebak-nebak saja," papar Raubenheimer.

"Kami tertarik mempelajari tingkat pertumbuhan dan cara mereka bertahan hidup. Kami juga tertarik dengan serangkaian hasil yang berbeda yang dapat membantu kami memahami gizi yang dibutuhkan karnivora ini.

Program penelitian ini akan berlangsung selama tiga tahun sehingga memungkinkan peneliti memonitor sejumlah musim kawin.