ABC

Dibutuhkan Trik Khusus Untuk Jadi Pilot Pesawat Layang

Empat belas pilot pesawat layang (atau pesawat glider) elit sedang berada di sebuah kota di barat laut negara bagian Victoria, Horsham berlomba di kejuaraan dunia ‘World Sailplane Grand Prix Racing Series’.

Para peserta dari Australia, Selandia Baru dan Amerika Serikat akan berlomba dalam kejuaraan di Horsham, sekitar 300 km dari pusat kota Melbourne, berjalan hingga 20 Desember.

Meski balap pesawat layang adalah aktivitas yang damai, banyak dari peserta adalah mantan pilot pesawat tempur.

Pensiunan Kepala Angkatan Udara (RAAF) Australia Geoff Brown telah menerbangkan pesawat layang sejak ia berusia 14 tahun.

“Ini benar-benar tantangan -setiap hari berbeda, cuacanya berbeda,” akunya.

“Anda membuat keputusan sepanjang waktu, dan kadang-kadang keputusan itu memiliki konsekuensi. Jika Anda turun terlalu rendah Anda mungkin harus mendarat di padang rumput,” jelasnya.

Mandy Temple
Mandy Temple, wasit, menyamakan balap pesawat laying dengan balap sepeda di sirkuit.

ABC; Rachel Hayter

Presiden Federasi Pesawat Layang Australia, Mandy Temple, yang bertindak sebagai wasit, menyamakan olahraga ini dengan balap sepeda di sirkuit.

“Balap seperti ini sedikit seperti balap sepeda di sirkuit, di mana Anda melihat para peserta memutari trek dan mengikuti satu sama lain dan selalu waspada akan lawan,” katanya.

"Ini adalah balap adu cepat pertama, sehingga semua peserta terbang bersama, berdampingan, dan kemudian pada menit terakhir, salah satu dari mereka akan menjadi yang tercepat," jelas Mandy.

Ia mengatakan, setelah pilot di udara, balapan baru dimulai.

“Mereka cukup kompetitif, orang-orang yang menerbangkan pesawat layang. Mereka cukup tangguh,” aku Mandy.

Dibutuhkan awan cumulus

Pesawat layang membutuhkan konsentrasi yang intens, dengan pilot terus-menerus memerhatikan arus udara naik, yang disebut termal, agar tetap tinggal di udara.

“Awan cumulus terbentuk oleh termal. Ketika mereka naik ke udara, uap air mengembun membentuk awan,” kata Presiden Klub Terbang Horsham, Arnold Niewand.

“Jadi itu mudah -Anda tahu bahwa ada termal di bawah awan cumulus,” sambungnya.

David Pietsch, salah satu pilot peserta kejuaraan -yang mengabdi tiga dekade di RAAF -mengatakan, menemukan termal tanpa bantuan awan begitu sulit.

"Ketika tidak ada awan cumulus, pesawat layang sedikit kehilangan arah -seperti berjalan menyusuri hutan dengan mata tertutup," jelas David.

Ia menuturkan, pilot juga bisa melihat ke darat untuk menentukan bagian mana yang mungkin lebih panas daripada lainnya.

Setelah pesawat layang berada di dalam salah satu arus udara panas, pilot terbang berputar untuk menghasilkan energi sebelum keluar arus dan melanjutkan balap.

“Burung seperti elang mempunyai penglihatan menakjubkan dan jika mereka berbalik atau masuk ke dalam termal, mereka selalu menjadi sumber yang baik,” kata Geoff.

Kebanyakan kejuaraan pesawat layang diadakan di belahan Bumi utara dan delapan balap berikutnya di kejuaraan dunia ‘World Sailplane Grand Prix Racing Series’ akan diselenggarakan di sejumlah lokasi termasuk Italia, Polandia dan Slovakia.

Dua pilot teratas di kejuaraan Horsham ini lolos ke final tingkat dunia di Chile pada tahun 2018.

“Ini adalah olahraga yang hebat dan sesuatu yang akan saya sarankan kepada kaum muda untuk dipertimbangkan,” kata David.

Diterjemahkan pukul 11:40 AEST 16/12/2016 oleh Nurina Savitri dan simak beritanya dalam bahasa Inggris di sini.