ABC

Diberi Obat Percobaan, Dokter Penderita Ebola Tak Mampu Bertahan

Seorang dokter asal Liberia yang terkena virus Ebola akhirnya meninggal dunia, walau sudah diberi obat percobaan ‘Zmapp’.

Sudah ada beberapa reaksi beragam terkait obat Ebola percobaan, Zmapp, seiring dengan upaya para peneliti di seluruh dunia untuk mencari obat penyembuh penyakit menular ini. (Foto: Reuters, Thomas Peter)
Kementerian Informasi Liberia mengatakan, dokter Abraham Borbor sempat membaik namun akhirnya meninggal dunia pada 24 Agustus waktu setempat, meski telah diberi Zmapp.
Obat yang sama juga diberikan kepada dua pekerja media asal Amerika Serikat, yang kini telah dinyatakan bersih dari virus mematikan tersebut.

Dia pekerja medis lainnya asal Liberia, yang juga mengkonsumsi obat percobaan ini, masih berada di rumah sakit.

Sebelum digunakan pada wabah Ebola kali ini, Zmapp belum pernah diujikan ke manusia dan laboratorium yang memproduksinya mengatakan bahwa tak ada lagi yang tersisa.

Otoritas Jepang mengatakan, obat anti-flu memiliki potensi untuk melawan Ebola dan pihaknya bersedia untuk menyediakan pasokan obat tersebut dengan permintaan dari Badan Kesehatan PBB ‘WHO’.

Hingga saat ini, korban tewas akibat serangan Ebola di Afrika Barat mencapai lebih dari 1400 jiwa.

Perwakilan baru PBB dalam upaya pemberantasan Ebola mengatakan, perlawanan terhadap epidemi ini adalah sebuah ‘perang’ yang bisa memakan waktu 6 bulan lagi dan memperingatkan beberapa maskapai penerbangan yang memboikot wilayah Afrika Barat bahwa mereka menghalangi upaya pemberantasan.

David Nabarro, dokter Inggris yang ditunjuk PBB untuk mengkoordinasi respon global terhadap krisis ini, tengah berada di Ibukota Sierra Leone, yakni Freetown.

“Upaya untuk melawan Ebola bukan sekedar pertempuran tapi sebuah perang yang memerlukan kerjasama seluruh manusia secara efektif. Saya harap ini bisa ditangani dalam waktu 6 bulan tapi kita harus melakukannya sampai ini benar-benar tuntas,” ujarnya.

Dokter David mengatakan, maskapai yang berusaha menghindari beberapa negara yang terinfeksi malah membuat upata PBB menjadi semakin sulit.

“Dengan mengisolasi negara yang terinfeksi, makin sulit bagi PBB untuk bekerja mengatasi ini,” tegasnya.

Ia malahan meminta seluruh pihak untuk menolong PBB mencari cara agar sejumlah maskapai kembali terbang ke negara-negara yang terinfeksi sehingga pekerjaan mereka dapat berjalan dengan baik.

“Bantu kami untuk tahu bagaimana kami bisa melakukannya dan di saat yang sama kami juga memastikan bahwa anda tak akan terkena resikonya,” tambahnya.

PBB berjanji untuk melakukan segala upaya untuk melawan virus tropis yang mematikan ini, yang telah menginfeksi lebih dari 2600 orang dan mengambil nyawa 1427 jiwa di Sierra Leone, Liberia, dan Nigeria, sepanjang tahun ini.