ABC

Diabetes di Indonesia Meningkat Tapi Belum Tentu Ikuti Rekomendasi Medis

Sebuah studi terbaru di Australia menunjukkan sejumlah warga Indonesia yang hidup dengan diabetes belum tentu mengikuti rekomendasi pihak medis, karena sejumlah faktor seperti kondisi finansial.

Ditemukan pula jika kebanyakan dari mereka pertama kali mendapatkan informasi soal gula dan diabetes dari keluarga atau teman-teman lainnya yang juga menderita diabetes.

Studi ini dilakukan oleh Titan Ligita dari Universitas Tanjungpura, Pontianak yang juga baru menyelesaikan program Doktor di James Cook University dan telah dimuat di jurnal Plos One bersama sejumlah akademisi lainnya.

Seorang perempuan sedag mengukur kadar gula lewat jarinya sendiri.
Mereka yang hidup dengan diabetes perlu mengukur kadar gula secara teratur, dengan alat yang kini mudah dimiliki.

ABC Tropical North: Sophie Meixner

Sejumlah bukti temuan dalam studi ini menunjukkan keputusan pasien diabetes untuk tidak mengikuti petunjuk medis juga disebabkan oleh lokasi dimana mereka tinggal dan mendengar apa yang direkomendasikan oleh keluarga dan teman mereka.

“Selain itu ada pula alasan-alasan psikologi seperti rasa ketakutan untuk menyuntikkan diri insulin,” jelas Titan.

Ada pula diantara mereka yang terlibat dalam studi tersebut yang merasa tidak merasakan kemajuan dalam kesehatannya.

Menurut Titan hal ini juga disebabkan oleh sejumlah faktor seperti tidak meminum obat dan berolahraga secara teratur, sehingga beralih ke apa yang disarankan saudara atau temannya.

Disiplin diri menjadi kunci

Bela Kusumah adalah warga Indonesia yang tinggal di Melbourne dan sudah hidup dengan diabetes sejak tahun 2008.

Sejak pertama kali didiagnosa memiliki diabetes type 2, Bela mengaku tidak pernah menggunakan insulin.

Pria asal Bandung dan sudah menetap di Australia selama puluhan tahun tersebut mengaku jika ia memiliki pola makan yang sangat ketat.

Meski masih harus meminum obat setiap harinya, dengan memiliki kedisplinan diri Bela telah menekan kadar gula dalam darahnya dengan baik hingga saat ini.

Tangan yang sedang memegang sebuah kotak transparan berisi obat-obatan
Bela tak pernah gunakan insulin, tapi tetap menggunakan obat setiap harinya untuk mengontrol kadar gulanya.

Foto: ABC News, Erwin Renaldi

“Saya sudah tidak makan nasi, kecuali beras basmati low carbohydrates, tidak makan gula, tidak kentang, tidak pizza,” tegas Bela yang kini berusia 66 tahun.

Tak hanya itu, berolahraga ringan seperti jalan kaki selama setengah jam setiap harinya ia lakukan.

Bela dan Titan sama-sama mengatakan informasi soal konsumsi gula dan penyakit diabetes di Indonesia masih kurang, sehingga peningkatan kesadaran soal kesehatan terkait masalah ini masih menjadi pekerjaan bersama semua pihak.

Ikuti berita-berita lainnya dari ABC Indonesia.