Di Fiji, Kandidat Perempuan Terima Banyak Ancaman
Seorang kandidat perempuan di Fiji melaporkan menerima berbagai ancaman, termasuk ancaman perkosaan, karena ia berencana bersaing dalam pemilu negara tersebut tahun depan.
Roshika Deo, kandidat independen dalam pemilu Fiji yang direncanakan berlangsung tahun depan, mendapat ancaman-ancaman tersebut di media sosial internet.
Deo selama ini menggunakan internet untuk berkampanye. Kepada ABC ia menjelaskan berbagai serangan yang dialaminya.
"Saya rasa ini awalnya saat ada koran lokal yang mengumumkan niat saya ikut pemilu," ceritanya, " Ada banyak penolakan mungkin karena usia saya, jenis kelamin saya, dan ada juga pendapat tertentu yang melibatkan etnisitas saya."
Menurut Deo, banyak perempuan yang terlibat dalam dunia politik mengaku menerima serangan semacam itu.
Banyak komentar di laman Facebook Deo berhubungan dengan masalah gender. "Seperti biasanya, Ia menyalahkan patriarki atas segalanya. Memangnya Ia tidak bisa membuat slogan yang lebih baik?" tulis satu pengguna Facebook.
Deo mengatakan seharusnya media sosial menjadi forum untuk berdebat mengenai isu-isu tertentu, dan bukan untuk menyerang secara pribadi.
"Isu yang kita lihat saat ini adalah perempuan dan anak-anak, pendidikan dan kesehatan," jelasnya, "Kita juga berfokus pada lahan dan lingkungan hidup, dan akuntabilitas dan transparansi, meningkatkan akuntabilitas dan meningkatkan kesadaran tentang akuntabilitas publik dan memungkinkan bentuk-bentuk akuntabilitas publik tersebut. Kita dalam proses mengembangkan kebijakan-kebijakan seputar isu-isu ini."
Menurut Deo, meskipun banyak lelaki yang menyerangnya secara pribadi, banyak juga yang mendukungnya. "Kita mendapat banyak dukungan dari kaum muda…kita dapat banyak dukungan dari perempuan," ceritanya.
Tahun lalu, pemerintah Fiji mengatakan ingin lebih banyak perempuan di badan-badan pembuat keputusan, terutama di dalam pemerintahan yang akan dipilih tahun depan.
Menteri Urusan Perempuan, Jiko Luveni, mengatakan kementeriannya tengah mencari perempuan-perempuan potensial yang ingin bersaing di pemilu mendatang, dan akan menyediakan latihan kepemimpinan bagi kandidat-kandidat perempuan yang potensial.
Menurutnya, sekitar 49 persen pemilih di Fiji terdiri atas perempuan.