ABC

Desakan Agar Kelompok ISIS Hapus Kata Islam, Ganti Dengan Bahasa Arab

Bagaimana sebaiknya menyebut kelompok ekstrimis di Irak dan Suriah, apakah ISIS ataukah Negara Islam? Perdana Menteri Australia menyatakan kelompok tersebut sebagai pemuja kematian. Sementara Menteri Pertahanan Australia mulai menyebut kelompok tersebut Daish.

Tony Abbott menegaskan kelompok tersebut agar tidak disebut Islamic State, atau Negara Islam. Menurut Abbott hal itu merendahkan Islam dan kelompok tersebut pun bukan negara yang sah.

Imam Yusuf Peer, Ketua Dewan Imam di Australia, mengatakan perilaku kelompok tersebut bertentangan dengan hukum agama. Karenanya, Islamnya tidak harus menjadi bagian dari nama kelompok tersebut.

Menurut Peer, aksi brutal membunuh dan memutilasi tubuh warga tak bersalah sangatlah tidak Islami.

"Jika mereka tidak mewakili Islam dalam cara mereka, bagaimana bisa mereka memegang bendera yang mengatakan sebagai negara Islam? Karenanya saya setuju kalau mereka menggunakan istilah lain," tegas Peer.

Negara Islam tidak mencerminkan keislamannya.

Dalam beberapa hari terakhir, Menteri Pertahanan Australia, David Johnston mulai memanggil kelompok tersebut dengan nama 'Daish'.

"Daish adalah sebutan mereka di Timur Tengah. Teman-teman kita memanggil mereka Daish dan mereka sedang berusaha mengatasi masalah kelompok tersebut," ujar Johnston

Salah satu dari negara di Timur Tengah yang memanggil Daish adalah Irak. Negara Perancis pun kini mulai memanggil kelompok tersebut dengan Daish.

Salah satu anggota parlemen dari Partai Buruh Australia, Michael Danby mengatakan penyebutan kelompok ini akan mengurangi kekuasaan kelompok tersebut.

Tetapi Bob Bowker, dari Pusat Kajian Arab dan Islam di Australian National University mengatakan musuh-musuh dari kelompok ini, termasuk Australia, tidak paham benar soal kelompok ini. Banyak warga juga yang bertanya-tanya mengapa kelompok ini memiliki banyak pengikutnya.

"Kita harus memiliki akses kedalam organisasi tersebut sehingga bisa tahu bagaimana membasminya," ujar Bowker.

Ia juga mengatakan tidak yakin jika banyak warga Australia yang tahu motif di balik organisasi tersebut