ABC

Derita Kanker Stadium Akhir, Mantan Kandidat Senat Ini Pilih Akhiri Hidupnya

Mantan kandidat Senat dari Australia Selatan, yang mencalonkan diri pada Pemilu tahun lalu, akhirnya meninggal dunia di sebuah kamar motel di Adelaide setelah menenggak obat mematikan ‘Nembutal’. 

Max Bromson telah menderita kanker tulang stadium akhir. (Foto: akun ‘facebook’ Partai Euthanasia Sukarela)
Max Bromson, 66 tahun, yang merupakan mantan kandidat Senat dari Partai Euthanasia Sukarela ini, menderita kanker tulang stadium akhir.

Pengacara Euthanasia, Dr. Philip Nitschke, mengatakan, Max membeli obat Tiongkok ‘Nembutal’ setelah bergabung dengan organisasi advokasi ‘euthanasia’ ‘Exit International’.

Ia menenggak obat itu pada 27 Juli malam, dengan dikelilingi keluarga.

“Ia pergi dengan tenang, sangat cepat, sangat damai. Aneh untuk diucapkan namun kami senang berada bersamanya,” urai saudara perempuan Max, Kerry.

Max meninggalkan pesan dan merekam kematiannya sendiri untuk membuktikan bahwa keluarganya tak membantunya dalam aksi ‘euthanasia’ itu.

“Untuk melakukannya sendiri dibutuhkan kekuatan dan komitmen, yang menurut saya sah-sah saja. Saya bersikukuh untuk melakukan ini sendiri, itu karena tak ada alternatif yang resmi di sini,” ujar Max beberapa waktu lalu kepada ABC.

Kotak suara di telepon selulernya seakan menunjukkan ketidakraguannya itu: “Halo, ini Max Bromson. Saya meninggal pada 27 Juli, mohon jangan tinggalkan pesan.”

Telepon selular dan komputer keluarga disita

Dr. Philip mengatakan, keluarga Max menginformasikan polisi pada senin 28 Juli pagi dan diberitahu bahwa akan ada pemeriksaan, di samping penyerahan catatan dan video.

Telepon selular, tablet, dan komputer para anggota keluarga disita polisi dan diberitahu bahwa kemungkinan dibutuhkan 2 tahun sebelum barang-barang itu kembali ke tangan mereka.

Menurut Kerry, itu adalah bukti yang sia-sia bagi polisi.

“Ada 17 polisi, ini sekarang menjadi penyelidikan tersendiri – sementara pelakunya telah meninggalkan pesan. Semuanya didokumentasi. Ia tak ingin bertahan lagi,” kemukanya.

Dr. Philip menjelaskan, Max adalah tipikal seseorang yang ‘tahu apa yang ia inginkan’.

“Ia butuh beberapa lapis informasi, yang akhirnya ia dapatkan, dan dalam titik tertentu, ia butuh beberapa bantuan seperti menguji obatnya dan sebagainya. Akan menarik melihat seberapa jauh polisi memaksa kasus ini,” ujarnya.

‘Nembutal’ yang ditenggak Max diujikan di klinik Dr. Philip di Adelaide, untuk mengetahui keasliannya.

Pendaftaran yang diajukan Dr.Philip ditahan pada pekan lalu setelah keterlibatannya dalam aksi euthanasia seorang laki-laki sala Perth, yang mengakhiri nyawanya sendiri namun tak sedang sakit keras.

Polisi kini menyelidiki Dr.Philip atas kematian Max.

Kepolisian Australia Selatan mengutarakan, Unit Kriminal Utamanya tengah menginvestigasi untuk melihat apakah tindakan kriminal atas upaya bunuh diri telah dilakukan atau tidak.