ABC

Depresi Perinatal di Australia Mengkhawatirkan

Depresi Perinatal (periode 5 bulan sebelum dan satu bulan sesudah melahirkan) adalah pembunuh tak bergejala dan penyebab tunggal terbesar dari kematian yang berhubungan dengan persalinan. Ironisnya, gejala depresi ini jarang dibincangkan dan ditangani serius.

Satu dari Tujuh ibu baru di Australia mengalami depresi di periode perinatal, yakni 5 bulan sebelum bayi lahir, dan satu bulan setelah bayi lahir.

Di samping segala biaya emosional yang diderita, depresi ini juga menimbulkan biaya ekonomi.

Dari data yang diterima program 7.30 ABC, estimasi biaya yang bisa ditimbulkan depresi perinatal mencapai 535 juta dollar per tahun, jika tak ditangani. Dan sayangnya, dana penanganan penyakit ini terancam mandek.

Dean Litis sangat memahami efek destruktif dari depresi perinatal.

Istrinya, Louise, berjuang dengan depresi pasca melahirkan setelah kelahiran putra pertama mereka, Sam. Louise kemudian sembuh, dan tiga tahun kemudian, mereka dikaruniai Charlie. Depresi Louise kambuh kembali.

“Charlie waktu itu umur 5 bulan, ketika Ibunya dibawa ke rumah sakit. Louise kira-kira hanya dirawat 4 hari sebelum mengakhiri nyawanya sendiri,” ratap Dean.

Ironisnya, tragedi yang dialami Dean dan keluarga, kini marak dialami keluarga lain di Australia.

Depresi pengaruhi 1 dari 7 Ibu Baru di Australia

Bunuh diri yang disebabkan depresi dan kecemasan telah banyak mengorbankan nyawa ibu-ibu baru di Australia.

Psikolog Shikkiah de Quadros-Wander, yang bekerja di Klinik Ibu dan Anak “Tweddle” di pinggiran Melbourne, mencoba mengajak ibu dan ayah baru berobat dini sebelum depresi ini menjadi lebih serius.

“Akan ada keluarga yang datang ke sini dan mereka tak membawa bayi tapi balita, dan mereka sudah mengalami (depresi) ini selama 18 bulan lebih,” ujarnya.

“Sering menangis, menangisi apapun dan menarik diri secara sosial dan sembunyi. Banyak yang belum terungkap.”

Bujet Federal untuk kesehatan jiwa dikaji ulang

Klinik “Tweddle” membantu 1000 orang tua mengatasi depresi perinatal tiap tahunnya, dan membawa mereka ke sesi terapi.

Kini, servis yang diberikan klinik tersebut dan juga perawatan-perawatan lain terancam mandek.

Hingga Juni tahun lalu, Pemerintah Negara Bagian dan Federal masih mendanai lembaga Depresi Perinatal Nasional.

Program 5 tahun mereka yang berbujet 85 juta dollar telah menolong ribuan ibu dan ayah baru untuk mengatasi gejala depresi dan kecemasan akut serta menanggung biaya perawatan dan pendidikan bagi para tenaga medis-nya.

Namun, perselisihan antara Negara Bagian dengan Persemakmuran di Australia mengenai anggaran mengancam keberlangsungan program ini.

“Sangat disayangkan jika pencapaian yang sudah susah payah kita bangun selama 5 tahun terakhir harus hilang perlahan-lahan,” keluh Nicole Highet, Direktur Eksekutif Pusat Penanganan Penyakit Perinatal.

Pusat Penanganan ini memperkirakan, jika seluruh perawatan depresi dan kecemasan perinatal dihentikan, Australia akan menanggung biaya kesehatan orang tua dab bayi hampir 540 juta tiap tahunnya, belum termasuknya hilangnya produktivitas.

Depresi persalinan pengaruhi kesehatan jiwa anak di masa mendatang

Profesor Pat McGorry, mantan penerima penghargaan “Tokoh Australia Tahun Ini,” mengatakan, pekerjaannya dalam menangani remaja yang memiliki gangguan jiwa akan sangat terbantu jika depresi persalinan bisa dideteksi dan dirawat sejak dini.

 “Penyakit ini mempengaruhi dua orang, bukan seorang. Ia (depresi perinatal) mengganggu kesehatan jiwa anak di masa mendatang.”