ABC

Demi Lestarikan Bahasa Arab, Ibu Australia Tulis Buku Anak Bilingual

Elyssa Kari baru berusia lima tahun, tetapi ia sudah tahu cara memfungsikan otaknya di antara dua bahasa.

“Saya pikir saya harus mengingatkannya untuk berganti Bahasa di rumah,” kata sang ibu, Sirine Demachkie.

“Ia menggunakan bahasa Inggris sebagai standar, dan saya akan berbicara ‘Arab’ dan ia segera beralih.”

Demachkie lahir di Beirut dan pindah ke Australia bersama keluarganya pada usia dua tahun.

Ia fasih berbahasa Arab dan berbicara bahasa itu di rumah dengan putrinya.

Tetapi ketika Elyssa meminta cerita pengantar tidur dalam bahasa Arab, Demachkie bingung.

“Kemampuan membaca dan menulis saya cukup mendasar,” katanya.

“Jadi saya mencobanya. Ia bertanya apa arti kata-kata di buku dan kami akhirnya hanya berbicara tentang gambar.”

“Saya berpikir, ‘Oh, saya tak pernah ingin dia tak meminta cerita dalam bahasa Arab’.”

Demachkie tak bisa menemukan buku cerita anak-anak bilingual secara daring yang ditulis dalam bahasa Arab percakapan menggunakan ejaan fonetik, bukannya bahasa Arab klasik akademis, jadi ia memutuskan untuk menulisnya sendiri.

Buku berjudul ‘Mama Baba, iza bit reedo’ (Ibu Ayah, tolong), telah terjual ratusan eksemplar dan diambil oleh maskapai Timur Tengah untuk dijadikan pemberian kepada para pelancong muda mereka.

Buku keduanya, ‘Mama Baba, waynkon ?!’ (Ibu Ayah di mana kalian ?!), baru saja dirilis dan ibu asal Sydney ini sudah menyiapkan tiga buku berikutnya dalam seri ini.

“Ada banyak orang seperti saya yang tidak lancar membaca dan menulis bahasa Arab, namun mereka berbicara bahasa ini,” kata Demachkie.

Demachkie menerima tanggapan yang positif dengan buku pertamanya dari orang-orang yang tak berasal dari keturunan berbahasa Arab sehingga ia menyertakan aplikasi audio di buku berikutnya sehingga pembaca bisa mendengarkan pengucapannya.

Mempertahankan bahasa

Demachkie sangat bersemangat melestarikan bahasa Arab di generasi putrinya dan seterusnya.

Ia mengatakan, khususnya untuk keluarga dengan warisan selain bahasa Inggris dan yang tinggal di komunitas barat, risiko kehilangan bahasa asli di generasi kedua dan ketiga adalah hal biasa.

“Para kakek-nenek mungkin berbicara, orang tua mungkin tidak, dan kemudian anak-anak mungkin mengerti tetapi tidak berbicara begitu kemudian datang generasi berikutnya [bahasa hilang], katanya.

“Saya sudah berbicara dengan banyak orang di Timur Tengah, khususnya di Dubai dan Yordania, meskipun bahasa Arab adalah bahasa utama, ada kehilangan di sana, menurunnya penggunaan bahasa asli karena itu tidak keren atau kuno. “

Buku ini menggunakan bahasa ejaan sehari-hari ketimbang Arab klasik akademis yang diajarkan di sekolah-sekolah.
Buku ini menggunakan bahasa ejaan sehari-hari ketimbang Arab klasik akademis yang diajarkan di sekolah-sekolah.

ABC Sydney: Amanda Hoh

Meningkatkan kecintaan terhadap bahasa

Demachkie mengatakan, hal yang penting untuk mendorong kecintaaan belajar bahasa pada anak-anak.

Dengan kemampuan dua bahasa, Elyssa sekarang ingin menjadi seperti temannya dan belajar berbicara bahasa Mandarin juga.

Bagi orang tua yang sudah bilingual atau dari warisan keluarga selain bahasa Inggris, ia menyarankan, “Apapun yang Anda tahu, gunakan saja”.

Dan bagi mereka yang hanya berbicara satu bahasa dan ingin belajar atau mengajar bahasa lain:

“Saya pikir kami beruntung di sini di Australia, dan meskipun kami adalah masyarakat monolingual dan berbicara bahasa Inggris, kami adalah orang-orang dan komunitas multibahasa,” katanya.

“Kami tak perlu menghabiskan ribuan dolar untuk penerbangan dan akomodasi untuk membenamkan diri ke budaya berbeda, kita bisa melakukannya di halaman belakang kita sendiri bersama teman, keluarga, tetangga.”

Simak berita ini dalam bahasa Inggris di sini.