ABC

Demam Masterchef Pengaruhi Pasar Tenaga Kerja Restoran Australia

Editor portal panduan makanan ‘Good Fod Guide’, Myffy Rigby, mengatakan, kaum muda Australia tertarik dengan gaya hidup chef bak “bintang rock” yang digambarkan dalam acara TV, tapi tak mau bersusah payah melewati jalan terjal untuk sampai ke tahap itu.

Myffy baru saja merilis panduan tahunan ‘Good Food Guide’ terbaru lewat media ‘Sydney Morning Herald’ dan mengatakan, walau industri makanan kuat, banyak restoran masih kesulitan menemukan staf.

“Mereka terus berjuang. Anda harus berpikir, jika Anda mencari pekerjaan, mulailah dari dapur sebagai staf dapur dan bangun karir anda dari sana,” ungkapnya.

“Anda dijamin benar-benar mencetak karier dari hal itu,” tambahnya.

Myffy Rigby dan Roslyn Grundy
Myffy Rigby dan Roslyn Grundy mengatakan, para pencinta makanan tengah menikmati pengalaman makan yang santai.

ABC

Sebuah laporan ‘Deloitte Access Economics’ yang diterbitkan tahun lalu menemukan defisit 38.000 pekerja di seluruh sektor pariwisata dan perhotelan, yang diperkirakan akan meningkat menjadi 123.000 pekerja pada tahun 2020.

Laporan itu memprediksi bahwa permintaan terkuat ada pada chef dan manajer restoran.

Namun, Myffy mengatakan, kaum muda -khususnya –benar-benar tak siap untuk menghadapi periode kerja keras fisik yang diperlukan untuk membuatnya mereka sampai ke level atas.

"Saya pikir ada sedikit mentalitas MasterChef-isme, saya menyebutnya demikian," kata Myffy Rigby.

“Orang-orang melihatnya sebagai karir bintang rock yang nyata, tapi apa yang diperlukan untuk menjadi bintang rock adalah melalui tahap demi tahap untuk sampai ke sana,” jelasnya.

Ia berujar, “Ini benar-benar benar-benar mengemudi dan tancap gas dan banyak orang tak ingin melakukan kerja keras itu. Ini adalah kerja berat. Ini kerja manual.”

‘Fun dining’ bukannya ‘fine dining’

Myffy datang bersama dengan rekan sesama editor di Good Food Guide, Roslyn Grundy, pada Penghargaan Good Food Guide 2017 di Melbourne Senin (12/9) malam, dan mengatakan, ada tren menuju pengalaman bersantap yang lebih santai.

Malam penghargaan itu merayakan sejumlah elemen baru dalam bisnis restoran, dan termasuk memberi penghargaan ‘restoran baru terbaik’ kepada sebuah bar wine (minuman anggur).

“Itu sempat menimbulkan sedikit skandal (12/9) tadi malam. Tapi makanan dan minuman yang enak, mereka muncul bersama-sama, yang mengabur batasan,” jelas Roslyn.

Myffy mengatakan, penghargaan itu begitu mencerminkan perubahan selera dari para pencinta makanan Australia, yang mencari makan malam dan pertunjukan.

"Masalahnya tentang industri makanan di Australia adalah semua orang kini semakin menyukai ide ‘fun dining’ (makan yang menyenangkan) ketimbang ‘fine dining’ (makan dengan tata cara formal),” sebut Myffy Rigby.

“Salah satu hal terhebat tentang makan di bar adalah Anda benar-benar berada di tengah-tengah perhatian. Anda dikelilingi chef, bartender, sesama pengunjung, dan keramahan itu yang sekarang dicari orang-orang,” jelasnya.

Selain itu, tantangan bagi bisnis ‘fine dining’ adalah peningkatan jasa pengiriman makanan ke rumah yang pesat.

Dulu hanya ada toko-toko pizza, sekarang ada sejumlah aplikasi pihak ketiga yang akan mengirimkan makanan dari berbagai restoran.

"Ini cukup menjadi tren yang besar saat ini," utara Roslyn Grundy.

Ia menuturkan, “Bahkan restoran kelas atas sekarang ikut menggunakan layanan pengiriman, sehingga Anda bisa memesan makanan mahal untuk diantar ke meja Anda, apakah itu di salah satu malam atau saat makan siang.”

Sektor pengiriman makanan tengah melalui masa menanjak saat ini dan sekarang bernilai 17 miliar dolar (atau setara Rp 170 triliun) setahunnya.

Omset tahunan jasa pengiriman makanan ke rumah tumbuh 4,% pada tahun keuangan terakhir – lebih dari dua kali lipat pertumbuhan di sektor restoran dan kafe.

Industri kafe, restoran dan pengiriman makanan saat ini memiliki potensi ekonomi lebih dari 41 miliar dolar (atau setara Rp 410 triliun) per tahun.

Simak berita ini dalam bahasa Inggris di sini.

Diterjemahkan: 18:04 WIB 13/09/2016 oleh Nurina Savitri.