ABC

Delegasi Dagang Australia Selatan Hindari Indonesia Gara-gara Eksekusi Bali Nine

Rombongan delegasi dagang Pemerintah Negara Bagian Australia Selatan menghindari Indonesia sebagai tujuan misi kunjungan ke Asia Tenggara, kabarnya karena eksekusi terpidana mati Bali Nine.

Kunjungan yang dimulai hari Minggu (16/8/2015), dipimpin Menteri Utama (premier) Jay Weatherill, membawa sekitar 50 orang rombongan dari kalangan bisnis. Tujuan misi mereka adalah mempromosikan Australia Selatan di Singapura, Malaysia, dan Thailand.

Menteri Perdagangan Australia Selatan Martin Hamilton-Smith yang turut dalam rombongan, menjelaskan bahwa pihak Deplu Australia (DFAT) meminta pemerintah negara bagian untuk menunda kunjungan ke Indonesia terkait eksekusi Andrew Chan dan Myuran Sukumaran.

Menurut Menteri Hamilton-Smith, Australia Selatan akan dilibatkan dalam misi dagang ke Indonesia nantinya pada akhir tahun 2015 dalam kunjungan yang akan dipimpin Menteri Perdagangan Australia Andrew Robb.

"Pihak DFAT mengimbau agar kami menunda kunjungan ini terkait isu yang ramai diberitakan awal tahun ini," ucap Hamilton-Smith.

"Ada sejumlah isu di Australia terkait eksekusi itu dan sudah sewajarnya untuk menunda," katanya. "Itu sebabnya Menteri Robb akan ke sana bulan November untuk memulihkan masalah."

Namun juru bicara oposisi Australia Selatan urusan perdagangan Tim Whetstone menyatakan pemerintah seharusnya tidak menunda upaya memperkuat hubungan dengan Indonesia.

Menurut Whetstone, kedudukan Indonesia sangat penting sebagai mitra dagang yang bisa diabaikan begitu saja.

"Lebih cepat kita menjalin hubungan dengan Indonesia akan lebih baik," tegasnya.

Menteri Utama Weatherill mengatakan, misi dagang ini bertujuan untuk mencapai kesepakatan dengan negara tetangga bagi produk-produk Australia Selatan, pendidikan dan sektor hospitality.