ABC

Dekat Lokasi Pengepungan, Konsulat AS di Sydney Dievakuasi

Australia telah menginformasikan Perdana Menteri Inggris dan Presiden Amerika Serikat (AS) tentang situasi pengepungan di Sydney. AS bahkan telah mengevakuasi konsulatnya di Sydney, yang terletak di dekat kafe, di mana para sandera ditahan.

Konsulat juga mengeluarkan peringatan darurat untuk warga negara Amerika di Sydney, mendesak mereka untuk ‘tetap waspada dan mengambil langkah yang tepat untuk meningkatkan keamanan pribadi’.

Gedung Putih mengatakan, Presiden Barack Obama telah membahas pengepungan di Sydney dengan penasihat kontra-terorisme utamanya, Lisa Monaco.

Sejumlah pemimpin dunia-pun menyampaikan simpatinya yang mendalam atas tragedi penyanderaan di Martin Place ini.

Perdana Menteri Inggris, David Cameron, menggunakan media sosial untuk menyampaikan bahwa ia telah diinformasikan tentang situasi pengepungan itu dan mengatakan bahwa tragedi itu "sangat memprihatinkan".

Presiden AS, Barack Obama, telah diinformasikan pemerintah Australia mengenai situasi penyanderaan di Sydney. (Foto: Reuters, Kevin Lamarque)

Lima orang sandera telah keluar dari Kafe Lindt di Martin Place, Sydney, tempat di mana pelaku bersenjata menahan sejumlah sandera.

Area ini adalah markas bagi Bank Sentral Australia, sejumlah bank komersil, dan terletak dekat dengan gedung Parlemen negara bagian New South Wales.

Tayangan televisi menunjukkan beberapa orang di dalam kafe berdiri dengan tangan mereka yang menempel ke jendela.

Perdana Menteri Kanada, yang juga mengalami kejadian serupa di bulan Oktober ketika gedung Parlemen Kanada diserang simpatisan ekstrimis, menggunakan media sosial untuk menyampaikan dukungannya.

"Doa dari Kanada menyertai teman-teman kami di Australia," kata Stephen Harper melalui Twitter.

Perdana Menteri India Narendra Modi mengunggah status di Twitter dan menyebut bahwa situasi di Sydney sangatlah "mengganggu".

"Perbuatan seperti itu tidak manusiawi dan sangat disayangkan. Saya berdoa untuk keselamatan semua orang," tulisnya.

Perdana Menteri Selandia Baru yang baru, John Key, juga menggunakan Twitter, mengatakan bahwa ia telah menghubungi PM Abbott "untuk menyampaikan rasa simpati warga Selandia Baru atas tragedi yang menimpa Australia hari ini".

Perdana menteri Papua Nugini, Peter O’Neill, juga menyatakan keprihatinannya atas para sandera.

"Doa dari warga Papua Nugini bersama dengan orang-orang yang telah disandera, dan keluarga mereka," katanya dalam sebuah pernyataan.

"Kami terkejut melihat situasi ini terjadi pada tetangga dekat kami," tambahnya.

Kekhawatiran akan serangan di Australia yang didalangi kelompok Islam radikal, telah berkembang selama lebih dari satu tahun. Pemerintah Australia telah meningkatkan status bahaya terorisme nasional ke level ‘tinggi’, sejak bulan September.

Keamanan di gedung Parlemen, bandara, dan acara-acara publik yang berskala besar, baru-baru ini, ditingkatkan.