Defisit APBN Australia Tahun Ini Diprediksi 37 Miliar Dollar Lebih
Pemerintah Australia kembali diperingatkan mengenai kondisi anggaran pendapatan belanja negara (APBN), yang diperkirakan mengalami defisit sebesar 37,1 miliar dollar (sekitar Rp 370 triliun) untuk tahun anggaran 2016.
Hal itu terungkap dalam dokumen yang diperoleh ABC melalui UU Kebebasan Informasi (Freedom of Information).
Pihak Departemen Keuangan Australia mengemukakan peringatan itu kepada Menteri Keuangan Mathias Cormann dalam briefing internal yang bersifat tertutup. Peringatan ini kembali memunculkan keraguan atas upaya Australia menuju APBN yang surplus.
“Pre-Election Economic and Fiscal Outlook (PEFO) tahun 2016 melaporkan tantangan finansial yang berat buat pemerintah,” demikian dikemukakan dokumen tersebut.
“Terdapat sejumlah risiko berat untuk mencapai surplus,” demikian ditambahkan.
Dokumen PEFO — yang dirilis pihak Perbendaharaan Negara (Treasury) dan Departemen Keuangan di bulan Mei — memprediksikan adanya defisit APBN sebesar 37,1 miliar dollar untuk tahun anggaran ini, dan surplus baru akan dicapai di tahun anggaran 2020/21.
Penilaian tersebut menunjuk sejumlah risiko kunci dalam upaya negara ini mencapai APBN yang surplus:
– Adanya obat-obatan baru yang dimasukkan dalam skema bantuan obat-obatan (Pharmaceutical Benefits Scheme)
– Melonjaknya skema asuransi nasional untuk disabilitas (National Disability Insurance Scheme) di luar perkiraan
– pembayaran ke negara bagian dan wilayah teritorial terkait bencana alam.
“Tingkat utang Pemerintah Persemakmuran diproyeksi mencapai level tinggi yang historis, baik untuk groos maupun netnya,” demikian disebutkan dokumen PEFO, dimana utang Pemerintah Australia tahun anggaran depan diproyeksi mencapai 347,1 miliar dollar (sekitar Rp 3.470 triliun).
"Apabila Australia mengalami guncangan berat ekonomi yang negatif, maka posisi fiskal diperkirakan anjlok dari proyeksi saat ini," tulis dokumen PEFO.
Dokumen PEFO juga membicarakan kemungkinan mengenai pajak yang lebih tinggi.
“Tanpa upaya berarti untuk mengurangi pertumbuhan belanja, tak akan mungkin mengelola surplus kas, katakanlah pada tingkat 1 persen GDP, tanpa menaikkan penerimaan pajak di atas 23,9 persen dari GDP,” kata dokumen itu.
Pihak Departemen Keuangan menyatakan langkah-langkah pemerintah yang belum diundangkan – termasuk cuti melahirkan yang berbayar serta perubahan pembiayaan universitas – berisiko menimbulkan defisit apabila ditolak atau diubah oleh Senat Australia.
Penghematan 6 Miliar Dollar
Partai Buruh yang beroposisi kemarin setuju untuk mendukung UU terkait penghematan anggaran yang diajukan pemerintah, dan berhasil mencapai penghematan sebesar 6,3 miliar dollar.
Partai Buruh setuju mendukung 20 dari 24 langkah yang diajukan pemerintah, sementara pemerintah setuju meninggalkan rencana membayar pasangan yang baru menjadi orangtua serta tambahan Family Tax Benefit bagi keluarga yang berpenghasilan di atas 80 ribu dollar pertahun.
Namun Treasurer Scott Morrison memperingatkan rating kredit Australia yang AAA — yang mempengaruhi biaya utang pemerintah dan swasta — tetap belum aman.
“(Penghematan) itu membantu namun tidak menyelesaikan isu secara tuntas,” kata Morrison.
“Saya kira apa yang ditunjukkan hal ini bagi lembaga rating adalah bahwa pemerintah dalam periode parlemen ke-45 ini, bisa mencapai penghematan melalui (upaya-upaya di) parlemen,” katanya.
Diterbitkan Pukul 12:20 AEST 14 September 2016 oleh Farid M. Ibrahim. Simak beritanya dalam Bahasa Inggris di sini.