Defisit Anggaran Australia Akan Naik 10 Miliar Dolar
Defisit anggaran pemerintah Australia akan naik lebih dari $ AUD 10 miliar di tahun-tahun mendatang, karena berkurangnya keuntungan berbagai perusahaan, dan juga lambatnya pertumbuhan upah. Namun pemerintah optimistis akan mencapai surplus anggaran di tahun 2020/21.
Setiap bulan Desember, pemerintah mengeluarkan pernyataan mengenai keadaan ekonomi dan perkiraan enam bulanan bernama Mid-Year Economic and Fiscal Outlook (MYEFO).
Data terbaru ini tampaknya tidak akan memperbaiki situasi dimana badan rating perekonomian dunia sudah akan mengancam akan menurunkan peringkat Australia yang saat ini adaah AAA.
Dalam pernyataan terbaru disebutkan bahwa defisit anggatan di tahun 2016/2017 turun dari $37,1 miliar – seperti diumumkan dalam penjelasan nota anggaran bulan Mei lalu menjadi $36,5 miliar, turun $ 600 juta.
Defisit ini kemudian akan menjadi $ 27,8 miliar di tahun keuangan berikutnya, dan menjadi $ 20 miliar di tahun anggaran 2018/2019.
Dalam rangka untuk meningkatkan pendapatan pemerintah akan menaikkan denda federal dari $ 180 menjadi $ 210 per unitnya, yang diperkirakan akan menghasilkan sekitar $ 90 juta di tahun 2019/2020.
Program The Green Army program, yang dicanangkan oleh pemerintahan pimpinan PM Tony Abbott sebelumnya akan dihentikan, hal yang akan menghemat $ 224,7 juta selama empat tahun, dan menghemat $ 9,3 juta untuk tahun angaran sekarang.
Pemeirntah juga akan menghapus Skema Daur Ulang Aset yang diumumkan di tahun 2014/2015, yang akan membuat pengurangan utang $ 20 juta di tahun 2019/2020.
Harga komoditi dan inflasi karena kenaikan gaji
Para menteri kabinet pimpinan Perdana Menteri Malcolm Turnbull sebelum pengumuman MYEFO mengatakan bahwa peningkatan harga komoditi tidak bisa menutupi berkurangnya pendapatan pajak dari kenaikan gaji yang rendah, dan juga keuntungan perusahaan.
Dalam perkiraan anggaran bulan Mei lalu disebutkan bahwa harga biji besi dipatok $ US 55 per ton, namun sekarang ini di bulan November, harga biji besi mencapai titik tertinggi selama dua tahun terakhir yaitu $ US 80 per ton.
Harga batu bara thermal dipatok $ 52 per ton bulan Mei, dan juga sudah naik dua kali lipat dalam enam bulan terakhir.
Namun kenaikan tersebut tidak diimbangi dengan rendahnya kenaikan gaji sejak tahun 1990, hanya 1,9 persen tahun lalu.
Angka ini hanya separuh dari angka di tahun 2012
“Beberapa faktor yang mendorong kenaikan harga biji besi dan batu bara akan bersifat sementara, dan harga diperkirakan akan turun lagi.” kata laporan MYEFO.
“Pendapatan rumah tangga dan harga di dalam negeri juga masih lemah.”
Badan pemeringkat memperhatikan dengan seksama
Analis dari Deloitte Access Economics Chris Richardson mengataka bahwa ada peluang 50/50 akan penurunan peringkat kredit Australia setelah pengumuman MYEFO, namun dia memperkirakan pengumuman itu akan dikeluarkan tahun depan, bukan hari ini.
Bila peringkat Australai turun menjadi AA+ dari posisi sekarang AAA, maka bank di Australia juga akan diturunkan peringkatnya, sehingga kredit pinjaman akan lebih tinggi.
Penurunan menjadi AA+ ini akan membuat Australia sama dengan Amerika Serrikat, dan membuat Australia turun dari peringkat tertinggi AAA seperti negara lain yaitu Lichtenstein, Luxembourg dan Singapura.
Perkiraan ekonomi terbaru ini muncul hanya beberapa minggu setelah munculnya data bahwa ekonomi Australia turun 0,5 persen selama masa tiga bulan sampai bulan September lalu, hasil terbaru sejak krisis ekonomi global di tahun 2018.
Peringkat sebuah negara atau institusi keuangan menunjukkan kepercayaan terhadap lembaga tersebut, dengan AAA merupakan peringkat tertinggi.
Diterjemahkan pukul 14:30 AEST 19/12/2016 oleh Sastra Wijaya dan simak beritanya dalam bahasa Inggris di sini