ABC

Darwin Aktifkan Kabel Fiber Optik Bawah Laut Hingga Jakarta dan Singapura

Pemerintah Kawasan Australia Utara atau Northern Territory (NT) secara resmi meluncurkan 'Darwin-Jakarta-Singapura Cable' (DJSC ) yang menghubungkan Australia ke Indonesia dan Singapura.

Sistem kabel DJCS ini memiliki panjang 7.700 kilometer yang menghubungkan Australia Singapore Cable dari Perth ke Singapura dengan North-West Cable System yang beroperasi dari Darwin ke Porth Hedland.

Sambungan kabel fiber ini disebut-sebut menjadi sambungan kabel bawah laut internasional pertama yang terhubung ke Darwin.

Pemerintah NT mengatakan sudah berinvestasi hingga A$7,9 juta untuk proyek yang dijalankan oleh Vocus, salah satu perusahaan telekomunikasi di Australia.

Sistem kabel bawah laut ini menjadi bagian dari proyek Terabit Territory yang bertujuan untuk mengembangkan jaringan berkecepatan tinggi dengan tingkat keamanan tinggi di Kawasan Australia Utara.

Darwin berencana jadi pusat digital di kawasan

Pemerintah NT mengatakan proyek DJCS menjadi bagian penting dalam membangun kota Darwin sebagai 'digital hub' utama di kawasan.

"Ini akan menguntungkan berbagai pihak yang bekepentingan, dari masyarakat adat terpencil hingga operator sumber daya di Pilbara dengan menyediakan konektivitas latensi rendah langsung ke Asia dan memungkinkan penduduk lokal untuk terhubung dalam skala global," kata Menteri Utama Kawasan Australia Utara, Natasha Fyles, dalam sebuah pernyataan.

Menteri Komunikasi Australia, Michelle Rowland, mengatakan sistem kabel fiber tersebut akan meningkatkan konektivitas Australia dengan dunia.

"

"Sistem Kabel Darwin-Jakarta-Singapura yang baru adalah berita yang luar biasa untuk Australia Utara. Proyek ini akan membantu mempersempit kesenjangan digital dan mendukung komunikasi yang lebih andal di masa depan," katanya.

"

Vocus mengklaim jika proyek ini akan menciptakan sebuah kompetisi dalam layanan fiber di kawasan.

"Sistem ini membuka Darwin sebagai pusat data utama baru untuk Asia Pasifik dan menjadikan Darwin dan Port Hedland sebagai titik masuk baru untuk data internasional ke Australia, memberikan ketahanan dan redundansi yang lebih besar untuk memastikan konektivitas internet internasional," ujar Ellie Sweeney, CEO Vocus.

Pemerintah Kawasan Australia Utara juga mengumumkan sejumlah koneksi digital internasional lainnya yang terhubung dengan Indonesia.

Ini termasuk Asia Connect Cable-1 yang menghubungkan Indonesia, Timor Leste, Guam, Jepang, dan Amerika Serikat, yang diperkirakan beroperasi tahun 2024.

Pada tahun 2025, Australia juga akan mengoperasikan sistem kabel bawah laut Hawaiki Nui yang menghubungkan Darwin ke Singapura, Jakarta, Australia bagian timur, Selandia Baru, Hawaii, dan Los Angeles.

Sebuah sistem kabel bawah laut sepanjang 8.000 kilometer yang menghubungkan Darwin dengan Indonesia, Singapura, Malaysia, Amerika Serikat, dengan 6 lokasi di Australia Barat juga akan mulai beroperasi pada tahun 2025.