ABC

Dari Australia ke India: Kisah Pelajar Brisbane Bantu Warga Desa di Hyderabad

India tak hanya terkenal akan Taj Mahal-nya. Negara Asia Selatan ini menawarkan segudang pengalaman berkesan bagi sejumlah pelajar asal Brisbane lewat pengembangan pribadi dan kesempatan untuk membantu orang lain.

Selama 7 tahun terakhir, Charlton Brown, sebuah institusi pendidikan di Brisbane, telah mengirimkan para siswanya untuk belajar kualifikasi layanan masyarakat, pengasuhan anak, pengasuhan lansia serta penyandang disabilitas ke luar negeri, untuk praktek kerja lapangan. Program dua minggu tersebut meninggalkan kesan yang mendalam bagi para pesertanya, baik pelajar Australia sendiri dan siswa lokal yang terlibat, seperti yang dialami sekelompok penduduk desa di Hyderabad, India, yang berpartisipasi dalam program kesehatan dan sanitasi terbaru milik lembaga pendidikan tersebut.
 
 
Para siswa dari lembaga pendidikan 'Charlton Brown' di Brisbane dalam sebuah upacara penyambutan di Hyderabad.
Para siswa dari lembaga pendidikan ‘Charlton Brown’ di Brisbane dalam sebuah upacara penyambutan di Hyderabad.
 
Niveditha Gooty, yang pindah ke Australia dari India pada tahun 2011 untuk belajar pengasuhan lansia di Charlton Brown, adalah salah satu fasilitator program ini dan bepergian ke Hyderabad dengan sejumlah pelajar dari Australia. "Di banyak desa ini, tak ada air yang mengalir ataupun WC. Tim ini berbicara tentang kunjungan ke sebuah sekolah yang hanya punya satu ember air per hari bagi para siswa untuk berbagi air minum dan mencuci tangan mereka," ujarnya.
 

Pada bulan Mei tahun ini, 10 pelajar dari Australia mengunjungi Hyderabad untuk membantu aspek pengajaran dari kesehatan dan sanitasi, pendidikan higienitas, air minum yang layak dan penyimpanan air hujan untuk populasi desa.

Niveditha sangat bangga akan keterlibatannya dalam program ini dan mengatakan, membantu orang-orang dari negara asalnya memberinya kepuasan tersendiri.

"Melihat perubahan di desa dan kelompok masyarakat dalam tiap kunjungan itu sungguh membahagiakan. Di India, tak seperti Australia dan sebagian besar negara lainnya di dunia, pada hari ulang tahun anda, anda adalah orang yang memberi kado ke teman-teman dan orang-orang tercinta. Ketika saya masih kecil, keluarga saya akan membawa saya ke panti asuhan pada hari ulang tahun saya, dan saya akan memberi kado ke anak-anak di sana untuk merayakan ulang tahun saya. Beramal itu sungguh membahagiakan. Ketika anda beramal anda memberi kebahagiaan," ungkapnya.

Bertemu anak-anak di sebuah upacara resmi.
Bertemu anak-anak di sebuah upacara resmi.

Reiko Horaoku, seorang pelajar internasional dari Jepang yang menyelesaikan diplomanya di bidang pendidikan anak usia dini, memiliki kesempatan untuk bekerja dengan penduduk desa India dalam program sanitasi air dan pendidikan higienitas. "Kami menerima penyambutan yang paling mengejutkan dan paling hangat yang pernah saya dapatkan. Saya tak akan melupakan kebaikan, keramahan dan ketulusan orang-orang desa itu," tuturnya.

Meski mengalami kendala bahasa, Reiko mampu mendapat pemahaman yang lebih dalam tentang kesengsaraan yang dialami penduduk desa di mana ia bekerja. "Kami memiliki banyak kesempatan untuk berinteraksi dengan penduduk lokal dan saya merasa bahwa kami bisa memahami cerita hidup mereka yang menakjubkan meski bahasa Inggris bukan medium yang ideal untuk saling memahami dan berkomunikasi antara satu sama lainnya," utaranya.

Ia menambahkan, "Cara hidup warga India benar-benar menyentuh dan menggetarkan hati. Saya merasa betapa pentingnya untuk menhargai hal-hal yang sangat penting seperti sentuhan manusia dan kepedulian terhadap sesama."

Reiko dari lembaga pendidikan 'Charlton Brown' disambut di Hyderabad.
Reiko dari lembaga pendidikan ‘Charlton Brown’ disambut di Hyderabad.

Siswa lainnya, yakni Gemma Brooking, mengatakan, pengalaman ini benar-benar mengubahnya. "Sepanjang perjalanan saya di India, saya menjadi orang yang lebih berbelas kasih, lebih memahami dan lebih kuat – karakter yang akan melengkapi keterampilan saya dan menjadikan saya pekerja muda yang lebih baik," kemukanya.

Ia menyambung, "Saya pulang ke rumah dengan lebih banyak semangat dan dorongan untuk mengejar karir dan pemahaman serta kekaguman yang lebih besar akan budaya India."

Gemma (tengah) dengan penduduk lokal India.
Gemma (tengah) dengan penduduk lokal India.

Louise Gaynor, pelajar lainnya yang berpartisipasi dalam program praktek kerja di India, juga merasa terpengaruh oleh pengalaman positif selama di sana. "Saya terkesan saat menyadari bahwa satu-satunya perbedaan antara gadis-gadis desa yang mengelilingi saya dengan saya adalah tempat kelahiran dan pendidikan kami," akunya.

Ia lantas berujar, "Jika situasinya di balik, saya akan menjadi salah satu gadis desa itu, sudah menikah dengan satu atau dua anak, tak ada pekerjaan dan pendapatan yang saya hasilkan sendiri. Sekarang saya adalah perempuan berpendidikan yang berharap untuk mengembangkan karir dan memenuhi daftar perjalanan impian. Pendidikan yang dimiliki para perempuan itu, yang didapat dari pengalaman hidup mereka, adalah sesuatu yang tak pernah bisa saya pelajari dari sekolah atau pengalaman kerja."

"Pendidikan mengubah segalanya. Saya selalu mempercayai hal ini, tapi kini saya telah menyaksikan kekuatan sebenarnya dari mendidik perempuan," sebutnya.
 

Henna tradisional digambar di atas kulit salah satu siswa Australia.
Henna tradisional digambar di atas kulit salah satu siswa Australia.

Lihat gambar lebih lengkap dari artikel ini di Australia Plus Facebookwww.facebook.com/australiaplus.

CHARLTON BROWN adalah perusahaan sosial yang menyediakan layanan masyarakat internasional dan berlokasi di Brisbane. Lembaga ini memiliki spesialisasi dalam bidang pendidikan perawatan lansia, penyandang disabilitas, layanan kesejahteraan dan anak-anak, kerja praktek dan studi kehakiman.