ABC

Cuaca Ekstrim Picu Kepunahan Pohon Eukaliptus

Suhu panas, kemarau dan banjir  yang belakangan melanda daratan Australia mengancam kelestarian sejumlah spesies pohon Eukaliptus khas Australia.

Ancaman kepunahan pohon Eukaliptus itu terkuak dari hasil penelitian seorang pakar dari Universitas Queensland yang meneliti dampak kondisi cuaca ekstrim terhadap lebih dari 100 spesies pohon tersebut.

Laporan itu menjajaki dua skenario suhu udara. Skenario pertama adalah suhu udara dengan peningkatan satu derajat pada 2055 dan suhu udara  dengan peningkatan lebih dari dua derajat pada 2085.

Sementara pada skenario kedua suhu udara diproyeksikan lebih ektrim yakni suhu udara meningkat 1,5 pada 2055 dan 2,5 celcius pada 2085.

Profesor Clive McAlpine dari Universitas Queensland mengatakan saat ini suhu udara sudah mulai  masuk di ujung suhu ekstrim dan tanpa mitigasi kecenderungan suhu udara bergerak kearah ekstrim akan terus berlanjut.

"Dunia global saat ini tengah menantikan kenaikan suhu antara 3.5 hingga 4 derajat celcius pada akhir abad ini, kecuali kita melakukan langkah mitigasi yang agresif  untuk menekan gas rumah kaca,” kata Profesor McAlpine.

Kajian ini menunjukan kalau kekeringan merupakan ancaman terbesar pohon Eukaliptus.

"Pohon-pohon itu tidak bisa bertahan jika tingkat kelembaban berkurang dan jika kondisinya digabungkan antara berkurangnya kelembaban suhu dan disaat yang sama juga terpapar suhu panas dan kekeringan maka Eukaliptus akan mati  dan populasi tutupan mereka  terus memburuk,” kata Profesor McAlpine.

Pohon Eukaliptus semakin tidak berdaya melawan laju perubahan iklim karena  memiliki rentang waktu regenerasi yang lama serta jarak penyebaran benih yang pendek.

Hasil penelitian ini juga menunjukkan kalau pohon Eukaliptus telah berpindah dari wilayah tengah Australia menuju timur dan pantai selatan. Kepindahan pohon ini ke kondisi yang lebih ramah bagi mereka ternyata  juga memberi efek negatif pada satwa liar asli setempat.

Profesor McAlpine mengatakan ini terutama terjadi di daerah-daerah pedalaman benua Australia.

"Karena pohon-pohon Eukaliptus memberikan nektar yang menjadi sumber daya bagi satwa liar lain, karenanya hewan-hewan yang bergantung pada pohon itu akan kehilangan sumber makanannya,” katanya.

Dia juga mengatakan spesies lokal Eukaliptus adalah yang paling rentan terhadap kepunahan.

"Populasinya  sangat sedikit dan rentang tanam mereka juga sangat sempit, sehingga jika kawasan itu dilanda peristiwa bencana besar seperti kekeringan atau kebakaran lahan, maka akan sangat sulit memulihkan keberadaan pohon-pohon itu,” katanya.

Laju kepunahan massal

Namun, bukan hanya pohon-pohon Eukaliptus saja yang terancam punah karena suhu panas, kemarau dan banjir.

Profesor Mike Coffin , seorang ahli geofisika kelautan dari Universitas Tasmania  mengatakan planet bumi tengah melesat menuju kondisi yang disebutnya sebagai peristiwa kepunahan massal yang akan memusnahkan hampir 75 persen spesies di Bumi .

Selama 540 juta tahun terakhir telah terjadi lima kali peristiwa kepunahan massal yang disebabkan oleh fluktuasi iklim dan letusan gunung berapi.

Peristiwa kepunahan besar terakhir terjadi sekitar  65 juta tahun yang lalu ketika sebuah asteroid jatuh ke bumi. Peristiwa ini diperkirakan  memusnahkan sekitar 76 persen spesies bumi.

Profesor Coffin mengatakan bukti menunjukkan kalau saat ini kita tengah berada di awal peristiwa kepunahan massal keenam.

"Jika kita terus berada pada lintasan kita seperti sekarang ini, sepertinya kita akan mencapai peristiwa 75 persen kepunahan massal itu dalam jarak waktu antara 240 dan 2.270 tahun dari sekarang, " kata Profesor Coffin .

Dia mengatakan peristiwa di masa depan ini berbeda dari apa yang telah terjadi di masa lalu karena kepunahan massal kali ini  terjadi akibat perbuatan manusia .

“Kepunahan massal keenam yang tampaknya awalnya sudah kita jalani sekarang ini akan terjadi semata-mata karena ulah manusia. Jadi semua tingkah laku kita yang mempengaruhi lingkungan akan memberikan dampak yang sangat merugikan terhadap keanekaragaman hayati di seluruh planet, " katanya .

" Sebagai contoh, jika tanaman punah, jika kita mendorong tanaman punah, maka mungkin lebah yang menyerbuki tanaman juga akan turut punah karena mereka tidak akan memiliki sumber makanan. "