Corby Dilarang Komersialkan Kisah Hidupnya
Otoritas Negara Persemakmuran akan mengawasi Schapelle Corby dengan ketat untuk memastikan apakah dia melanggar undang-undang keuntungan dari kejahatan yang mencegahnya mengambil keuntungan dari hukuman yang dijalaninya karena kasus penyelundupan obat bius. Demikian dikatakan seorang pakar hukum.
Corby, 39 tahun, mendarat di Brisbane dari Indonesia pada hari Minggu (28/5/2017), di mana dia berhasil menghindari awak media yang menunggunya, dengan menggunakan rombongan petugas keamanan dalam jumlah besar yang diorganisir dengan baik.
Sejak kembali ke rumahnya, Corby belum memberikan komentar ke publik, namun dia telah mengunggah gambar ke ribuan pengikutnya di akun Instagram yang baru dibuat olehnya.
Mantan Presiden Masyarakat Hukum Queensland, Bill Potts mengatakan Corby dilarang mendapatkan keuntungan dari menjual ceritanya melalui sponsorship atau kesepakatan untuk melakukan wawancara di media.
“Jika dia menerima uang – secara langsung atau tidak langsung, dan itu termasuk melalui teman, pemasar dan melalui keluarga – maka Pemerintah Persemakmuran dapat merampas uang itu kembali,” katanya.
Namun demikian, Bill Potts mengatakan ada banyak cara di seputar aturan hukum tersebut, seperti Corby dapat dibayar untuk tampil di televisi atau iklan di mana dia tidak secara langsung mendiskusikan kejahatannya.
Dia mengatakan kemungkinan jejak uang Corby akan mendapat sorotan ketat.
“Ada yang membayar untuk tiket pesawat tersebut, seseorang membayar untuk keamanan yang rumit itu,” katanya.
“Kita tinggal di negara dimana kita merayakan penjahat dalam arti seperti tokok kriminal Ned Kelly, tapi saya beritahu Anda, kalau Schapelle Corby bukan Ned Kelly.”
Keluarga Corby sebelumnya telah terlibat dalam perselisihan dengan Pemerintah Negara Persemakmuran atas sejumlah pembayaran – pada tahun 2009, Direktur Penyelesaian Hukum Persemakmuran merampas uang lebih dari $120.000 atau hampir Rp1,2 miliar yang berhasil didapatkan keluarganya dari penjualan buku Corby, My Story.
Polisi Federal Australia telah dihubungi untuk memberikan komentar.
‘Strategi media yang diperhitungkan’
Pakar media dari Universitas Queensland, Axel Bruns, mengatakan bahwa tampaknya Corby dan para pendukungnya telah menemukan strategi komunikasi seputar kepulangannya kembali ke Australia.
Dengan Corby dan adik perempuannya, Mercedes membuat unggahan secara reguler di akun Instagramnya sejak berakhir masa bersyaratnya pada hari Sabtu (27/5/2017), Profesor Bruns mengatakan bahwa sudah jelas ada elemen perencanaan dari tindakan tersebut.
“Sampai batas tertentu, saya kira, ini bisa dilihat sebagai perayaan kebebasan tapi pada saat yang sama hal ini juga bisa dilihat sebagai strategi media yang cukup diperhitungkan, mungkin, untuk mendapatkan citra tertentu,” katanya.
Profesor Bruns menggambarkan perhatian media yang ditujukan kepada terpidana kasus penyelundupan narkoba ini sebagai hal yang “berlebihan” dan “melampaui batas “, mengingat relative sedikitnya perhatian yang diberikan kepada penjahat lainnya.
“Terutama media komersil, mereka berusaha untuk saling bersaing satu sama lain [untuk mendapatkan liputan seputar Corby].” katanya.
“Sampai batas tertentu itu tidak sehat untuk media dan juga tidak sehat bagi Schapelle Corby sendiri.”
Diterjemahkan pukul 15:0) WIB, 29/5/2017, oleh Iffah Nur Arifah. Simak beritanya dalam Bahasa Inggris disini.