ABC

Coklat Bisa Menyembuhkan Luka

Para peneliti di kota Adelaide (Australia Selatan) menemukan bahwa bahan alami dari coklat bisa menjadi penyembuh luka dan berkemungkinan menggantikan bahan kimia beracun yang digunakan saat ini.

Selama ini bahan kimia seperti silver ions (bahan dari perak), dan partikelnano bisa memastikan bakteri, karena bahan-bahan itu mempersulit organisme mikro seperti bakteria untuk memberikan perlawanan.

Namun proses untuk mengsintesa ion dan partikel nano itu kadang harus menggunakan bahan kimia yang berbahaya, sehingga yang terjadi adalah lebih banyak menimbulkan dampak buruk.

Sekelompok peneliti dari University of South Australia yang dipimpin oleh Associate Professor Krasimir Vasilev menemukan kakao (coklat) bisa digunakan sebagai pengganti bahan-bahan kimia berbahaya tersebut.

“Bila kita menggunakan bahan kimia berbahaya, ini tidak hanya akan membunuh bakteria, namun juga akan mematikan jaringan yang normal, jadi yang terjadi adalah keadaannya menjadi lebih buruk dari awalnya.” kata Professor Vasilev.

“Jadi bila kita bisa tidak menggunakan bahan kimia berbahaya, dan mengganti dengan sesuatu yang memiliki manfaat bagi jaringan, maka proses penyembuhan akan lebih cepat.”

Professor Vasilev mengatakan kakao, bahan yang biasa digunakan untuk membuat coklat, berisi agen untuk mengurangi rasa sakit yang kuat.

"Saya sedang mencari alternatif bahan yang ramah lingkungan (eco-friendly) dan tidak beracun (non-toxic) untuk mengsintesa partikelnano perak (silver) dan saya menemukan bahwa kakao sudah disebut dalam literatur memiliki khasiat menyembuhkan dan anti pembengkakkan, jadi saya berpikir mengapa tidak mengkombinasikan keduanya?

“Kakao itu mengandung asam oksalat yang memiliki khasiat untuk mengurangi, jadi kami menggunakannya untuk mengurangi nitrat perak, dan mengsintesa partikel nano perak menggunakan kakao, yang sekarang kami sebut partikel nano coklat perak (chocolate silver nanoparticles).”

Professor Vasilev mengatakan sekarang dengan penelitian menemukan bahwa kakao bisa digunakan dalam sintesa partikel nano perak, para peneliti akan terus melanjutkan usaha untuk melihat penerapannnya di bidang teknologi nano bidang bio medis.

Diterjemahkan pukul 12:35 AEST 21/9/2016 oleh Sastra Wijaya. Simak beritanya dalam bahasa Inggris di sini