ABC

Citra Tubuh Buruk Berkaitan Erat Dengan Hormon

Sebuah kajian terbaru oleh para peneliti di Melbourne meyakini, citra tubuh yang buruk pada anak-anak berumur delapan tahun berhubungan dengan kadar hormon yang terkait dengan permulaan pubertas.

Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Institut Riset Anak-anak Murdoch dan University of Melbourne yang melibatkan 1.100 anak perempuan dan anak laki-laki berusia delapan dan sembilan tahun menemukan sepertiga dari anak-anak tersebut tidak senang dengan tubuh mereka.

Anak perempuan cenderung lebih tidak puas dengan tubuh mereka daripada anak laki-laki, tetapi anak laki-laki dengan tingkat hormon yang lebih tinggi juga merasa tidak senang dengan bentuk fisik mereka, kata penulis utama,  Libby Hughes.

“Pada dasarnya semakin tinggi tingkat hormon, semakin tidak puas anak-anak dengan ukuran tubuh mereka,” kata Dr Hughes.

“Namun anak-anak dengan tingkat hormon yang tinggi juga cenderung lebih tinggi dan lebih berat daripada rekan-rekan mereka, dan ini bisa menjadi penyebab mengapa mereka memiliki citra tubuh yang buruk.”

“Sulit untuk mengetahui pada titik ini apa efek langsungnya, apakah ada pengaruh langsung hormon terkait bagaimana perasaan anak-anak terhadap tubuh mereka, atau apakah itu merupakan efek reaksi berantai yang dipengaruhi hormon pada bagaimana penampilan fisik anak-anak.”

Para peneliti mengatakan ini merupakan pertama kalinya hubungan antara hormon dan kepuasan tubuh pada anak-anak muda dipelajari.

The Butterfly Foundation, yang meneliti gangguan makan dan memberikan dukungan bagi mereka yang terkena penyakit ini, mengatakan masalah citra tubuh tidak mendiskriminasi dan orang-orang dari setiap usia beresiko mengidap penyakit psikologis ini.

“Citra tubuh yang buruk dapat berkontribusi pada gangguan kesehatan mental dan fisik, fungsi sosial yang lebih rendah dan pilihan gaya hidup yang buruk,” kata juru bicara The Butterfly Foundation,  Kim Borrowdale.

“Ketidakpuasan tubuh, pengalaman perasaan malu, kesedihan atau kemarahan yang terkait dengan tubuh, dapat menyebabkan perilaku mengendalikan berat badan yang ekstrem dan merupakan faktor risiko utama bagi berkembangnya gangguan makan.”

Harga diri daripada penampilan fisik

Penelitian ini juga menggunakan delapan siluet bergambar dari anak-anak mulai dari sangat kurus hingga sangat gemuk untuk mengukur ketidakpuasan anak-anak.

Setiap anak diminta untuk memilih salah satu yang paling mirip dengan mereka, dan kemudian memilih gambar siluet dari penampilan fisik yang mereka inginkan.

Peneliti mengurangi dua pilihan itu untuk menghasilkan skor kepuasan tubuh yang negatif atau positif.

Fakta bahwa lebih banyak anak yang mengalami pubertas lebih dini mengakibatkan program-program seputar harga diri perlu diberikan pada usia yang jauh lebih awal, sebelum pubertas, kata Dr Hughes.

Ia mengatakan orangtua harus menjadi teladan yang baik terkait cara mereka berbicara tentang tubuh mereka sendiri dan tubuh orang lain.

Penting juga untuk berbicara tentang apa yang dilakukan tubuh, daripada bagaimana mereka terlihat.

“Mungkin ada sebuah kebutuhan dilakukannya program di komunitas dan sekolah yang dapat membantu kaum muda belajar tentang apa yang mendukung harga diri yang baik, karena harga diri tidak semata-mata diinvestasikan dalam penampilan fisik,” kata Dr Hughes.

Simak beritanya dalam Bahasa Inggris disini.