ABC

China Jadi Pasar Ekspor Minuman Anggur Terbesar Australia

China telah menjadi pasar ekspor minuman anggur atau wine terbesar Australia.

Negara di Asia ini telah mengambil alih posisi Amerika Serikat sebagai pembeli terbesar minuman anggur Australia dengan meningkatkan impor mereka sebesar 51% dan membayar 474 juta dolar (atau setara Rp4,74 triliun) untuk produk itu pada tahun lalu.

Wine Australia -organisasi induk industri anggur Australia, mengaitkan hasil itu dengan kerja keras yang dilakukan oleh industri ini, yang tercermin dalam lonjakan nilai pasar China dari hanya sebesar 27 juta dolar (atau setara Rp 270 miliar) 10 tahun yang lalu.

CEO ‘Wine Australia’, Andreas Clark, mengatakan, pertumbuhan itu menarik tapi para eksportir tetap harus berhati-hati.

"Sekarang, jumlah impor tak selalu berada di level tinggi tersebut. Hal ini terjadi mengingat basis secara keseluruhan yang meningkatkan pertumbuhan rata-rata, akan jatuh," sebut Andreas Clark.

Ia lalu menerangkan, “Tapi semua orang mengerti itu dan saya pikir mereka telah belajar bahwa pertumbuhan penjualan harus berkelanjutan dan harus berlangsung dalam jangka panjang.”

“Dan kami harus memposisikan diri di pasar dengan benar di semua level harga,” imbuh Andreas.

Perusahaan wine terkejut akan lonjakan sosio-ekonomi

Nick Waterman adalah direktur dari perusahaan minuman anggur (wine) ‘Yalumba’ di Lembah Barossa, Australia Selatan.

Ia mengatakan, perusahaannya mengekspor [produknya] ke China, tetapi terkejut dengan tingkat pertumbuhan [ekspornya].

“Ini bahkan muncul sedikit lebih cepat dari yang kami prediksikan,” tuturnya.

Yalumba telah mencanangkan bisnis mereka di China akan menjadi pasar ekspor terbesar pada akhir tahun 2017 mendatang.

Nick mengatakan, Yalumba telah mengamankan pasar ekspor dengan memastikan pihaknya mengandalkan mitra distribusi.

"Sekitar setahun lalu, kami menandatangani perjanjian dengan perusahaan bernama ASC … mereka memiliki 800 orang dalam tim mereka dan sekitar 14 petugas di seluruh China," jelas Nick Waterman.

Neil Halliday, seorang pemasok minuman anggur ke China selama 20 tahun dan manajer ekspor anggur untuk perusahaan wine ‘Taylors’, mengatakan, ia tadinya memperkirakan dirinya sudah pensiun sebelum sempat melihat angka pertumbuhan ekspor ke china sekaliber ini.

“Mengingat pengalaman yang panjang di pasar ini, tentunya masuk akal untuk memperkirakan bahwa kita harus mempertahankan posisi kita. Tapi tingkat pertumbuhan 51% mungkin tak begitu berkelanjutan dari tahun ke tahun,” utaranya.

Produsen wine alami peningkatan bisnis

Pebisnis botol minuman anggur ‘Best Bottlers’ di negara bagian Victoria mengolah dan melabeli anggur secara langsung untuk pasar retail China.

Direktur Jim Kirkpatrick mengatakan, ia percaya bahwa harus ada lebih banyak data pada penjualan minuman anggur di bawah 10 dolar (atau setara Rp 100.000) per liter di luar negeri.

Ia mengatakan, bisnisnya belum merasakan pertumbuhan 51% yang telah dialami pasar ekspor secara keseluruhan.

"Saya tak yakin kami mengalami tingkat kenaikan seperti itu tapi kami jelas melihat tren yang maju, tak ada keraguan tentang itu, dan tampaknya hal tersebut akan terus meningkat secara cukup teratur," jelas Jim.

Ia menerangkan, “Jumlah kami, mungkin secara keseluruhan, naik 20% atau 25% dan saya kira itu bervariasi di seluruh Australia. Saya akan mengatakan bahwa sebagian besar konsumen China memulai di ‘level pemula’, yakni di bawah 10 dolar (atau setara Rp 100 ribu) per liter.

“Tapi kemudian mereka memperluas hingga ke tingkat tinggi,” sambungnya.

China, pasar berkembang bagi produsen wine NSW

Ekspor China menyumbang seperempat dari produksi anggur Gerry McCormick di perkebunan Cottontail, dekat Wagga Wagga di selatan New South Wales (NSW).

Gerry mengirimkan kontainer penuh minuman anggur ke China setiap tahunnya dan mengatakan, keberhasilannya menjejakan kaki di pasar China terjadi berkat perjanjian perdagangan bebas, dan usaha untuk membuat koneksi yang tepat.

"Kami berhasil meningkatkan bisnis kami dengan memiliki spesialis ekspor yang memahami pasar [minuman anggur] di China. Ini adalah bidang yang khusus karena membutuhkan pemahaman tradisi China," jelas Gerry McCormick.

Ia telah melihat perubahan selera konsumen China dalam urusan minuman anggur, yang membuatnya berharap dapat menggandakan ekspor dalam dua tahun ke depan.

“Selera minuman anggur mereka semakin rumit. Ketika saya datang ke sana pada tahun 2004, membawa wine jenis ‘shiraz’ produksi saya, mereka menuangkan jus jeruk di dalamnya, atau limun,” cerita Gerry.

Ia lantas menuturkan, “Saya terperanjat. Posisi minuman anggur dalam tradisi makan mereka sedikit asing bagi orang-orang seperti kami. Tapi sekarang ada lebih banyak pengertian, dan di saat pemahaman seperti ini meluas, kami berharap ketertarikan mereka juga akan turut meluas.”

Simak berita ini dalam bahasa Inggris di sini.

Diterjemahkan: 21:00 WIB 20/10/2016 oleh Nurina Savitri.