ABC

China-AS Berselisih, KTT APEC Berakhir Tanpa Kesepakatan

KTT APEC di Papua Nugini berakhir tanpa mencapai konsensus komunike bersama yang sudah menjadi tradisi dalam pertemuan ekonomi negara-negara Asia Pasifik.

Para pejabat dari China dan AS berselisih atas draft komunike yang mengkritik praktik perdagangan Beijing, serta Organisasi Perdagangan Dunia.

Menteri Luar Negeri PNG Rimbink Pato mengatakan, perbedaan pandangan antara China dan AS menyulitkan proses penyusunan komunike. Kedua negara secara terbuka menyatakan ambisinya mengenai kawasan Asia Pasifik.

Seorang pejabat perdagangan internasional China, Wang Xiaolong, mengatakan kesepakatan di antara para pemimpin APEC telah memberikan otoritas bagi PNG untuk menyusun pernyataan bersama yang mencerminkan konsensus negara anggota APEC. 

Sistem perdagangan multilateral, katanya, bukan satu-satunya ganjalan tercapainya kesepakatan itu. 

Presiden China Xi Jinping di APEC
Delegasi China dan AS gagal mencapai konsensus mengenai perdagangan.

AP: Mark Schiefelbein

Namun dia mengatakan beberapa masalah perdagangan berada di luar cakupan APEC.

“APEC adalah forum ekonomi regional. Isu-isu yang berkaitan dengan WTO (Organisasi Perdagangan Dunia) harus didiskusikan dan diputuskan berdasarkan proses dan keterlibatan negara di luar kawasan APEC,” katanya.

Salah satu isu WTO yang diperdebatkan adalah apakah akan membatasi dukungan kepada perusahaan milik negara.

“Banyak pemimpin menyatakan dukungan untuk memperkuat peran WTO,” kata Wang.

Dia mengatakan hal itu dipanangan sebagai pengakuan untuk bekerjasama meningkatkan fungsi APEC. Misalnmya prinsip perlakuan khusus dan berbeda untuk negara berkembang.

“Ini adalah salah satu fondasi yang menjadi kunci utama bangunan WTO,” ujarnya.

Seluruh dunia khawatir

KTT APEC di Port Moresby yang dihadiri sebanyak 21 negara, kesulitan menjembatani perbedaan atas peran WTO, yang mengatur perdagangan internasional.

Perdana Menteri PNG Peter O’Neill mengatakan “seluruh dunia saat ini khawatir” atas hal tersebut. 

Wakil Presiden AS Mike Pence dan Presiden China Xi Jinping saling mengecam dalam pidato mereka pada hari Sabtu (17/11/2018).

Mike Pence mengkritik negara ekonomi terbesar kedua di dunia itu melakukan pencurian kekayaan intelektual, memaksa transfer teknologi dan praktik perdagangan yang tidak adil. 

Kepada wartawan Wapres AS mengatakan berdiskusi secara “jujur” dengan Presiden Xi, yang diperkirakan bertemu Presiden Donald Trump akhir bulan ini di Buenos Aires.

“Mereka mulai melakukan praktik perdagangan, dengan mekanisme tarif dan kuota, transfer teknologi yang dipaksakan, pencurian kekayaan intelektual,” kata Mike Pence. 

“Bahkan yang terjadi lebih parah lagi dalam hal kebebasan navigasi di laut serta isu mengenai hak asasi manusia,” tambahnya. 

Kepada Presiden Xi, Wapres Mike Pence mengatakan AS ingin menjalin hubungan lebih erat dengan China, namun harus ada perubahan dari sisi China.

Pernyataan itu kemudian direspon Presiden Xi yang mengatakan perlunya dialog.

Simak beritanya dalam Bahasa Inggris di sini.