Chemsex, Tren Bercinta Maraton 3-4 Hari Kian Tren di Australia
Aktifis kesehatan memperingatkan ancaman bahaya dari tren chemsex – yakni melakukan sesi hubungan seksual tanpa henti alias maraton yang bisa berlangsung hingga 3-4 hari dibawah pengaruh narkoba yang belakangan kian berkembang di Australia.
Mengkonsumsi narkoba sambil melakukan hubungan seksual atau yang dikenal dengan istilah chemsex, party and play atau PnP telah menjadi bagian dari budaya yang tengah berkembang di Australia.
Alex Bartzis, awalnya mengaku tidak ingin mengkonsumsi narkoba. Dia masih muda dan narkoba tersebut disuntikan kepadanya oleh rekan prianya yang lain.
"Segera setelah narkoba itu disuntikan, saya langsung merasakan dorongan untuk melakukan hubungan seksual yang sangat kuat dan tidak pernah saya bayangkan sebelumnya,"
Akhirnya Ia pun mulai lebih sering menggunakan narkoba, bahkan nyaris selalu menggunakannya untuk melakukan hubungan seksual.
Jack (bukan nama sebenarnya), memasuki usia 40 tahun dan mulai mencoba beberapa macam narkoba demi tujuan kenikmatan. Sesekali dia menggunakan narkoba sabu.
"Biasanya mereka baru akan datang ke klinik saya setelah memiliki masalah. Misalnya mereka telah melakukan hubungan seks selama beberapa hari dan berusaha untuk melanjutkannya dan mereka sudah dalam kondisi terangsang selama 3-4 hari, biasanya mereka akan datang dengan kondisi penis yang loyo karena mereka telah melakukan hubungan seks secara berlebihan, jauh melampaui kadar yang bisa ditoleransi oleh tubuh mereka sendiri," katanya.
"Saya mendapati banyak pasien yang datang dengan keluhan berhalusinasi atau psikosis,"
"Bisa juga terjadi semacam kerusakan pada kemampuan mereka untuk memiliki kesadaran mengenai apa yang terjadi disekitar mereka,"
Dr McKay mengatakan dirinya juga pernah menjumpai pasien yang diperkosa setelah mengkonsumsi narkoba.
"Saya pernah menjumpai beberapa pasien yang menggunakan narkoba metamfetamin dan mencampurnya dengan narkoba GHB, dan sering kali mereka akan pingsan dan waktu menjadi seperti tidak ada bagi mereka," katanya
Beberapa dari mereka juga ada yang tidak sadar telah diperkosa, bahkan ada juga beberapa pasien yang setelah diperiksa diketahui mereka telah disiksa ketika tidak sadarkan diri atau ketika mereka tertidur (dibawah pengaruh narkoba tersebut,red).
Chemsex tidak hanya tren dikalangan pria gay atau biseksual saja.
Nadine Ezard, Direktur Klinis Layanan Narkoba dan Alkohol di RS St Vincent mengatakan pria dan wanita heteroseksual dari berbagai kalangan usia juga diketahui melakukan kebiasaan chemsex seperti ini.
"Orang-orang yang termarjinalisasi, begitu juga dengan orang-orang yang memiliki pendapatan tinggi dan pekerjaan yang bagus berusaha keras untuk mempertahankan karir mereka tersebut," katanya.
"Kami benar-benar mendorong orang untuk membuka masalah ketergantungan mereka akan kebudayaan chemsex ini dengan kantor atau pada pasangan mereka, dan itu bukan hal yang mudah dilakukan dalam konteks orang sering kali akan mendapat stigma karena penggunaan obat ini,"
"Belakangan ini kami sering melihat seseorang dikecam seperti kesetanan lantaran pengaruh narkoba ini di media. Kami melihat gambar yang sangat menakutkan. Jadi hal ini cenderung membuat orang merasa enggan untuk membuat pengakuan, apalagi ketika mereka tidak mengenali diri mereka sendiri dalam gambar tersebut." katanya.