ABC

Celah Bawah Laut Diduga Sebabkan Lelehnya Gletser di Antartika

Studi gletser terbaru telah memberi para ilmuwan pengetahuan yang belum pernah ada tentang bagaimana salah satu gletser terbesar di dunia bisa mencair.

Penelitian yang diterbitkan dalam jurnal ‘Nature Geoscience’ ini menemukan, serangkaian terowongan atau celah dan gerbang, yang memungkinkan air hangat masuk, ternyata meluluhkan Gletser Totten di Antartika Timur, dan berpotensi menyebabkan kenaikan permukaan laut global.

Dr Tas van Ommen dari Divisi Antartika Australia mengatakan, apa yang mereka temukan sungguh mengkhawatirkan.

"Kami menyadari bahwa lapisan es di Antartika Timur kemungkinan bukan raksasa tidur seperti yang kami pikir sebelumnya, bongkahan es itu mulai bergerak dan kami prihatin," jelasnya.

Para ilmuwan yang meneliti Gletser Totten menemukan sejumlah terowongan dalam yang memungkinkan air hangat mendekati dasar gletser. (Foto: Australian Antarctic Division, Esmee Van Wijk)

Para ilmuwan menggunakan pesawat dengan peralatan pemantauan yang canggih untuk mengukur tinggi dan ketebalan es dan topografi batuan dasar di bawah Gletser Totten yang besar.

Survei udara ini mencakup area seluas lebih dari 150.000 km selama lima tahun, dan memungkinkan para ilmuwan untuk memetakan dan membuat penampang gletser, untuk pertama kalinya.

Dr Tas van Ommen mengatakan, di Gletser Totten sendiri, terdapat jumlah es yang cukup untuk menaikkan permukaan laut global, setidaknya setinggi 3,5 meter.

"Kenaikan permukaan laut setinggi 3,5 meter itu akan butuh waktu berabad-abad untuk terjadi sepenuhnya," katanya.

Ia menerangkan, "Tetapi bahkan di abad ini, Laporan IPCC [Panel Antarpemerintah tentang Perubahan Iklim] terbaru menyebut bahwa jika hal semacam ini terjadi, itu akan menambah kenaikan permukaan laut beberapa puluh sentimeter dari perkiraan satu meter sebelumnya."

Ahli gletser, Dr Jason Roberts, setuju bahwa mencairnya gletser terbesar di Antartika Timur bisa memiliki implikasi besar secara global.

"Gletser Totten bisa mengaliri sebuah area seluas dua kali ukuran negara bagian Victoria, jadi ada banyak sekali es di sana, terpendam di bawah permukaan laut, sehingga ia punya potensi yang cukup untuk menaikan permukaan laut," kemukanya.

Para ilmuwan berencana untuk menggunakan lebih banyak survei udara dan eksplorasi bawah air untuk lebih memahami bongkahan es yang ‘tidur’, sebelum ia bergerak ‘bangun’.