ABC

Cegah Lonjakan Populasi, Koala di Tanjung Otway Dipasangi Alat Kontrasepsi

Sejumlah koala betina di Tanjung Otway, negara bagian Victoria, akan diberi implan kontrasepsi seiring dengan laporan petugas satwa liar yang menyebut, lonjakan jumlah koala menyebabkan kelaparan di antara populasi hewan tersebut.

Para petugas akan menangkap, menenangkan dan memeriksa kesehatan dari sekitar 100 koala pada minggu ini. Koala yang dianggap terlalu tak sehat akan dilepaskan kembali untuk dibunuh dengan pemberian obat.

Petugas satwa liar mengatakan, lonjakan populasi koala telah mengakibatkan banyak koala mati kelaparan, dan tahun lalu sekitar 700 koala telah mati.

Petugas satwa liar di Tanjung Otway telah membunuh ratusan koala tahun lalu akibat populasi yang berlebihan. (Foto: Mark Le Pla)
Petugas satwa liar di Tanjung Otway telah membunuh ratusan koala tahun lalu akibat populasi yang berlebihan. (Foto: Mark Le Pla)

Dr Jack Pascoe dari Pusat Ekologi Konservasi mengatakan, koala berada dalam resiko yang besar.

"Ketidakseimbangan dalam ekosistem menyebabkan bencana – koala, walau bukan karena kesalahan mereka sendiri – menggerogoti habitat mereka," ungkapnya.

Ia menambahkan, "Pohon yang seharusnya melakukan regenerasi dan tumbuh daunnya, tak bisa pulih. Bibit tanaman tak muncul dari dalam tanah. Koala kelaparan."

Mandy Watson dari Departemen Lingkungan Hidup, Tanah, Air dan Perencanaan mengatakan, masih ada terlalu banyak koala di Tanjung Otway.

"Kepadatan yang berkelanjutan diperkirakan berjumlah sekitar satu koala per hektar, dan apa yang kami amati adalah minimal sekitar tiga sampai empat hingga 20 koala," jelasnya.

Ia mengatakan, lonjakan populasi koala telah menyebabkan kerusakan ratusan pohon karet ‘manna’.

"Masih terlihat cukup buruk, ada beberapa pemulihan daun pasca insiden, tetapi secara keseluruhan masih tampak buruk dan jumlah koala masih tinggi," sebutnya.

Ia mengutarakan, pemeriksaan kesehatan adalah langkah pertama menuju rencana manajemen lebih luas bagi koala di wilayah ini.

"Kami perlu mengumpulkan informasi dari pemeriksaan kesehatan ini, dan kemudian kami akan melihat melakukan beberapa pemetaan habitat dan beberapa model distribusi spesies, dan kemudian kami akan mengembangkan rencana manajemen," urai Mandy.

Ia mengatakan, hal yang mungkin untuk memindahkan koala ke daerah lain, jika ditemukan suatu tempat yang sesuai.

Koala membunuh habitat mereka sendiri

Frank Fotinas, yang mengelola taman karavan ‘Bimbi Park’ di Tanjung Otway selama 10 tahun, mengatakan, kelebihan populasi koala sulit untuk dilihat.

"Anda melihat koala mati di dasar pohon, pohon yang gundul, di seluruh hutan, dan hanya ada koala duduk di bawah pohon, sedang sekarat. Seluruh Tanjung berbau seperti koala mati," kemukanya.

Frank mengatakan, rencana pengelolaan harus mencakup penanaman lebih banyak pohon.

Ia menyebut, ia tidak ingin melihat koala tersisih tapi sesuatu harus dilakukan untuk membatasi jumlah mereka.

"Saya ingin melindungi koala juga, maksud saya koala itu bagus untuk bisnis, mereka bagus untuk pariwisata di Australia dan mereka adalah hewan kecil yang indah, tetapi mereka berkembang biak dalam proporsi wabah," katanya.

Ia menyambung, "Mereka membunuh habitat mereka sendiri, sehingga itu akan mencapai suatu titik di mana kami tak akan memiliki getah karet ‘manna’ dan tak ada koala."