ABC

Carrie Lam: Ekstradisi Hong Kong Mati Setelah Gelombang Protes Besar-Besaran

Pemimpin Hong Kong Carrie Lam mengatakan bahwa RUU Ekstradisi yang telah menyebabkan gelombang protes terbesar di bekas koloni Inggris tersebut sekarang praktis sudah mati.

Lam juga mengakui bahwa RUU yang dibuat dan diusulkan oleh pemeirntah itu merupakan “produk yang gagal total.”

RUU yang akan memungkinkan warga Hong Kong dikirim ke China untuk menghadapi pengadilan, menimbulkan gelombang protes besar-besaran yang kadang mengandung kekerasan sehingga menimbukan kekacauan di Hong Kong.

Carrie Lam mengatakan dia secara pribadi tidak mendukung RUU tersebut dan mengatakan khawatir pemerintahnya akan melanjutkan usaha meloloskan RUU tanpa keterlibatan dirinya.

“Saya sudah menghentikan usaha memperbaiki RUU, namun masih ada keraguan akan niat pemerintah dan kekhawatiran apakah pemerintah akan memulai proses pembicaraan lagi di Dewan Legislatif,” katanya.

"Jadi saya tegaskan lagi di sini bahwa tidak ada rencana itu sama sekali. RUU ini sudah mati."

Langkah ini sekarang dilihat sebagai kemenangan bagi sebagian besar warga Hong Kong, dimana banyak yang melakukan protes karena khawatir bahwa rencana ekstradisi itu akan mengancam kedaulatan hukum Hong Kong, yang berbeda dengan sistem hukum di China daratan.

Protesters try to break into the Legislative Council building where riot police are seen
Para pengunjuk rasa hendak memasuki gedung Dewan Legislatif Hong Kong.

Reuters: Tyrone Siu

Gelombang protes besar-besaran telah menyebabkan Hong Kong lumpuh hampir selama satu bulan.

Sekitar satu juta orang pernah turun ke jalan menuntut agar RUU itu tidak dibicarakan sama sekali.

Pertengahan bulan Juni, Lam yang pemerintahanya mendapat dukungan kuat dari Beijing, pada mulanya memutuskan membatalkan pembahasan RUU di parlemen, namun tindakan tersebut tidak memuaskan para pengunjuk rasa yang menuntut agar Lam mengundurkan diri.

China sendiri mengatakan gelombang protes merupakan “penentangan terang-terangan” terhadap model “satu negara, dua sistem” yang diterapkan di Hong Kong selama 22 tahun terakhir, setelah koloni itu dikembalikan Inggris di tahun 1997.

.

Wires/ABC