ABC

Cara Kota Melbourne Berbagi Jalan

Meski sudah cukup teratur, kota Melbourne tetap ingin memberikan kenyamanan maksimal bagi warga dan pengguna jalannya. Tahun ini Melbourne menggelar kampanye Share Our Street yang sudah digelar sejak bulan Februari lalu untuk memberikan kesadaran soal berbagi jalan diantara sesama pengguna jalan.

Melbourne sebagai salah satu kota paling layak huni di dunia, seolah tak usai untuk mencoba menciptakan kenyamanan bagi para komuter dan pengguna jalan.

Meski pengaturan jalanan di kota Melbourne sudah cukup rapi, namun masih terdapat beberapa insiden di jalanan umum, khususnya di pusat kota.

Jalanan di pusat kota cukup padat, karena memiliki satu jalur untuk mobil, satu rel untuk tram, dan trotoar bagi pejalan kaki.

Dari sinilah ide program "Share Our Street" atau berbagi jalanan dicetuskan oleh kota Melbourne.

Lewat sosialisasi ini diharapkan para warga bisa menyadari bahwa jalanan memiliki peranan penting dalam kota, tidak hanya digunakan bagi pengguna jalan, tapi juga tempat berbaurnya aspek sosial, budaya, dan hiburan.

Membuka peta di jalan tanpa mengindahkan pengguna jalan yang lain bisa menyebabkan kecelakaan. Photo: Erwin Renaldi

Pengendara mobil, pengguna tram, pesepeda, pejalan kaki, dan para seniman jalan diharapkan bisa saling menghargai.

Jonathan Daly, seorang behaviourlogist dan pengamat psikologi lingkungan mengatakan setiap pengguna jalan memiliki kepentingan.

Jonathan Daly yang menjadi salah satu penggagas program Share our Street. Photo: Erwin Renaldi

"Perlu adanya pengaturan agar setiap orang memiliki hak yang sama, tapi juga saling respek satu sama lain," ujarnya. "Jumlah warga Melbourne terus bertambah, yang artinya pengguna jalan pun akan terus meningkat. Dipastikan kepadatan akan terasa dalam tahun-tahun kedepan."

Daly memiliki ide untuk menggelar kampanye peringatan soal bahaya penggunaan telepon genggam, alat pemutar lagu digital saat berjalan di kota Melbourne.

Kampanye LOOK yang artinya melihat adalah singkatan dari Look and listen (lihat dan dengar), Only cross on green (menyeberang hanya ketika lampu hijau, Only cross when you've looked both ways (menyeberang setelah melihat kanan dan kiri), dan Keep to the crossing where possible (ketika sudah mulai menyeberang lanjutkan sampai ke sisi lainnya).

Kampanye sebagai bagian dari "Share Our Streets ini sudah digelar selama 3 bulan terakhir.

Salah satu warga Melbourne, Jose Sanchez menyambut baik kampanye LOOK.

"Saya pernah jadi korban saat sedang berjalan kaki, tiba-tiba disambar sepeda. Mungkin salah saya juga yang tidak lihat kiri kanan, dengan kampanye ini saya bisa lebih peduli soal keselamatan pejalan kaki," ujar Jose Sanchez.

Jose Sachez pernah ditabrak sepeda ketika sedang berjalan kaki. Photo: Erwin Renaldi
 

Kampanye dilakukan dengan cara yang unik, melibatkan sejumlah aktor dan seniman.

Mereka menggunakan kostum dengan aksesoris seperti peta, telepon genggam, radio. Saat beraksi, mereka sengaja menganggu para pejalan kaki, seperti misalnya menelepon dengan suara kencang.

Saat pejalan kaki mulai terganggu dan marah, kemudian sosialisasi soal keselamatan pejalan kaki diberikan.

"Dengan cara ini maka para warga dapat lebih menangkap maksud dari kampanye ini, kalau hanya sosialisasi dengan membagikan brosur sepertinya kurang efektif," ujar Daly.

Menurut Daly sosialisasi soal penggunaan jalan di kota-kota besar di negara Asia pun perlu digalakkan.

"Di Jakarta, kampanye soal penggunaan jalanan dan saling menghargai bisa saja dilakukan, tapi perlu diperhatikan juga budaya yang berlaku disana," tambah Daly yang sudah dua tahun terakhir meneliti perilaku pengguna jalan ini.